Gazprom Rusia Potong Aliran Gas di Nord Stream 1, Jerman Sebut Harga Bahan Bakar Bisa Naik
Perusahaan energi Rusia, Gazprom memotong aliran gas yang dipompa melalui pipa Nord Stream 1 ke Eropa, pada Rabu (15/6/2022).
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, BERLIN - Perusahaan energi Rusia, Gazprom memotong aliran gas yang dipompa melalui pipa Nord Stream 1 ke Eropa, pada Rabu (15/6/2022).
Menteri Ekonomi Jerman, Robert Habeck memperingatkan langkah tersebut dapat memicu kenaikan harga bahan bakar.
Pengurangan kapasitas gas ini berarti pipa Nord Stream 1 hanya mengalirkan sekitar 40 persen dari kapasitasnya. Gazprom awalnya menyalahkan keterlambatan untuk mendapat peralatan dari perusahaan energi Siemens Energy.
Baca juga: Tolak Pembayaran Pakai Rubel, Perusahaan Energi Rusia Gazprom Putus Pasokan Gas ke Belanda
Namun menurut regulator Jerman, pernyataan tersebut tidak menjelaskan alasan pemotongan aliran gas Gazprom.
"Argumen pihak Rusia hanyalah sebuah dalih. Ini jelas merupakan strategi untuk meresahkan dan menaikkan harga," kata Menteri Ekonomi Jerman Robert Habeck, yang dikutip dari Reuters.
Importir gas terbesar Jerman, Uniper, mengatakan pengiriman pasokan gas Rusia turum sebanyak 25 persen dari volume yang telah disepakati.
Harga gas grosir di Inggris dan Belanda naik setelah Gazprom mengumumkan pemotongan aliran gas ke pipa Nord Stream 1. Kenaikan ini menunjukkan pasar energi menjadi pusat perang ekonomi antara Moskow dan pihak Barat, sejak Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari lalu.
Baca juga: Wakil PM Rusia: Klien Asing Gazprom Export Buka Rekening Bank Rubel untuk Bayar Gas Rusia
Gazprom pada Rabu kemarin mengatakan pihaknya mengurangi penggunaan peralatan buatan Siemens Energy di stasiun kompresor gas Portovaya yang berlokasi di dekat kota St Petersburg.
Pemotongan aliran gas ini, dapat membatasi aliran pipa Nord Stream 1 menjadi 67 juta meter kubik per hari.
Pengiriman gas Uniper turun
Uniper mengatakan pasokan gasnya dari Rusia turun sebesar 25 persen, dari volume yang telah disepakati sebelumnya. Perusahaan energi ini mengatakan, mereka akan mendapatkan volume yang hilang dari sumber lain.
Sementara perusahaan energi Italia, ENI mengungkapkan aliran gas dari Gazprom ke Italia turun sekitar 15 persen pada Rabu kemarin.
Baca juga: Mulai Hari Ini, Gazprom Hentikan Pasokan Gas ke Bulgaria
Gazprom telah menuntut agar pembeli gas dari Eropa membayar pasokan gas dalam rubel. Sementara perusahaan energi Jerman Uniper dan RWE AG telah membayar pasokan gas Rusia sesuai dengan usulan Moskow, untuk memastikan pasokan bahan bakar di negaranya aman.
Namun Gazprom juga dilaporkan memotong pasokan gas ke beberapa negara lain, termasuk Denmark.
Pemotongan aliran gas ini menyoroti tantangan yang dihadapi oleh Jerman, yang bergantung pada pasokan energi Rusia. Negara ini berusaha untuk menemukan alternatif yang cocok untuk memenuhi kebuthan gas penduduknya.
Jerman diperkirakan akan kesulitan untuk mengisi fasilitas penyimpanan gasnya, yang saat ini telah terisi 55,6 persen, namun di bulan Oktober penyimpanan gas Jerman diharuskan mencapai 80 persen, dan 90 persen di bulan November, untuk memenuhi pasokan gasnya di musim dingin jika Rusia menghentikan pasokan.
"Saat ini kami dapat membeli jumlah yang diperlukan dari pasar, meskipun dengan harga yang lebih tinggi," kata Habeck.
Habeck menambahkan, untuk sementara pasokan gas di Jerman aman, namun penghematan energi akan terus dilakukan.
"Tentu saja kami akan mengambil tindakan di tingkat negara bagian jika diperlukan," tambahnya.