Petani Kopi Butuh Pendampingan Pemerintah untuk Genjot Produksi
Para petani kopi rakyat membutuhkan pendampingan pemerintah untuk meningkatkan kualitas dan kapasitas produksinya.
Penulis: Hendra Gunawan
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM – Sebagian besar perkebunan kopi di Indonesia saat ini dikelola oleh petani rakyat, karenanya, dibutuhkan pendampingan pemerintah untuk meningkatkan kualitas dan kapasitas produksinya.
Dwi Sutoro, Ketua Program Project Management Office (PMO) Kopi Nusantara menyatakan perkebunan kopi milik petani rakyat saat ini mencapai 96,1 persen dari total lahan tanaman kopi di Indonesia.
“PMO Kopi Nusantara menerapkan strategi holistik, dalam proses pendampingan kepada petani,” kata Sutoro dalam pernyataan persnya, Rabu (22/6/2022).
Dwi Sutoro yang juga direktur pemasaran Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) mengatakan, pendampingan pemerintah bisa dimulai dariaspek pengolahan budidaya tanaman berkelanjutan, informasi dan pendampingan budidaya pertanian, digital farming dan mekanisasi pertanian, akses permodalan dan perlindungan risiko pertanian, pengembangan sosial masyarakat petani dan bisnis inklusif, serta kemitraan pertanian pasar.
Dia menyebutkan, Indonesia merupakan produsen biji kopi terbesar ke empat di dunia. Mengacu data International Coffee Organization (ICO), Kementerian Pertanian RI menyatakan, pada tahun 2019/2020, total kebutuhan kopi dunia mencapai 9,8 juta ton per tahun, sedangkan total produksi kopi dalam negeri baru sebatas 686 ribu ton.
Brazil, Vietnam, Kolombia, merupakan 3 negara produsen kopi terbesar di dunia. Saat ini PMO Kopi Nusantara memiliki 9 pilot projects di 6 wilayah yang tersebar di seluruh Indonesia.
“Total lahan yang kita fasilitasi hingga saat ini lebih dari 6.500 hektar yang dikelola oleh 2.500 petani. Kami berharap hasil panen dari lahan tersebut akan dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik maupun internasional,” ujar Dwi Sutoro.
Baca juga: Inspiratif! Ini Kisah Pemuda Solok Sejahterakan Masyarakat di Desanya lewat Bisnis Kopi
Menurutnya, peluang Indonesia menjadi pemain utama (key leader) industri kopi internasional terbuka lebar, karena biji kopi Indonesia, dengan proses on farm dan off farm yang baik, memiliki cita rasa dan kualitas level premium.
Potensi ini perlu mendapatkan perhatian, khususnya terkait instrumen perlindungan Kekayaan Intelektual, dalam hal ini Indikasi Geografis (IG).
Baca juga: Lewat Kopi Songo, Dyandra Promosindo Tandatangani Kontrak Kemitraan dengan Bukit Banaran Sejahtera
enaga Ahli Menteri BUMN Bidang Global Value Chains, Reynaldi Istanto, menyatakan, kerja sama dalam ekosistem bisnis ini perlu segera direplikasi.
“Dalam proses pendampingan ini, PMO Kopi Nusantara melibatkan BUMN produsen pupuk, perkebunan, perbankan, asuransi, perdagangan, serta pemerintah daerah. Selain tangan pemerintah, peran swasta juga kita dorong untuk ikut serta dalam inisiatif ini. Hal ini perlu kita replikasi di banyak tempat di Indonesia. PMO Kopi Nusantara berupaya agar supply chain kopi dalam negeri segera membaik, sehingga mampu menjadi market leader di pasar internasional,” ujar Reynaldi.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.