Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Rupiah Anjlok, Pelaku Pasar Tunggu Respons Bank Indonesia

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah di pasar spot pada Rabu (22/6/2022).

Penulis: Reynas Abdila
Editor: Muhammad Zulfikar
zoom-in Rupiah Anjlok, Pelaku Pasar Tunggu Respons Bank Indonesia
Medan Tribunnews.com
Bank Indonesia. Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra mengatakan respons kebijakan dari Bank Indonesia (BI) sangat dinanti pelaku pasar. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra mengatakan respons kebijakan dari Bank Indonesia (BI) sangat dinanti pelaku pasar.

Menurutnya, respon BI ditunggu dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulanan pada hari Kamis (23/6/2022).

“Bagaimana BI bisa meredam tren pelemahan rupiah saat ini dikarenakan the Fed,” kata Ariston kepada Tribun, Rabu (22/6/2022).

Baca juga: Rupiah Nyaris Sentuh Rp 15.000 Per Dolar AS, CORE Paparkan Dampaknya Terhadap Indonesia

Ariston memandang penguatan dolar AS membuat daya tarik aset rupiah semakin berkurang.

“Pelaku pasar bisa beralih ke aset dollar AS dibandingkan dengan aset rupiah,” lanjutnya.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah di pasar spot pada Rabu (22/6/2022).

BERITA REKOMENDASI

Melansir data Bloomberg pada pukul 09.09 WIB, rupiah terpantau berada di level Rp 14.835 per dolar AS.

Di penutupan kemarin (21/6/2022), merujuk Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR), tercatat nilai tukar Rupiah di level Rp14.804 per dollar AS.

Baca juga: Rabu Pagi, Rupiah Terpantau Melemah Terhadap Dolar AS, Kini di Level Rp 14.835

Sebagai tambahan informasi, dalam beberapa hari ke belakang nilai tukar rupiah mengalami pelemahan.

Hal tersebut imbas kenaikan suku bunga acuan The Fed menjadi 1,5 persen sampai 1,75 persen pada minggu lalu, yang dampaknya sudah terasa dari melemahnya mata uang rupiah.

Dengan kenaikan suku bunga tersebut, kata Ibrahim, maka arus modal asing kembali keluar di pasar surat utang, karena jarak antara yield surat berharga negara dan yield treasury di tenor yang sama semakin menyempit.


Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas