Delegasi AS Tiba di Sri Lanka, Jajaki Bantuan Ekonomi Lewat Dialog 3 Hari
Delegasi AS akan melakukan pembicaraan untuk mencari cara paling efektif untuk memberikan bantuan kepada rakyat Sri Lanka.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, COLOMBO - Delegasi tingkat tinggi dari Departemen Keuangan dan Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) tiba di Sri Lanka pada hari Minggu pagi waktu setempat untuk melakukan kunjungan resmi selama tiga hari.
Delegasi AS akan melakukan pembicaraan untuk mencari cara paling efektif untuk memberikan bantuan kepada rakyat Sri Lanka.
"Saat warga Sri Lanka menghadapi beberapa tantangan ekonomi terbesar dalam sejarah mereka, upaya kami untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan memperkuat institusi demokrasi tidak pernah sepenting ini," kata Duta Besar AS untuk Sri Lanka, Julie Chung dalam sebuah pernyataan.
Dikutip dari laman Dailymirror.lk, Senin (27/6/2022), Kedubes AS menyatakan berkomitmen memberikan bantuan 158,75 juta dolar AS dalam pembiayaan baru selama dua minggu terakhir untuk membantu Sri Lanka.
Sebelumnya Kedubes AS pada Sabtu kemarin mengatakan delegasi dijadwalkan berada di Sri Lanka pada 26 hingga 29 Juni mendatang.
Sedangkan anggota delegasi yang akan diutus diantaranya Deputi Asisten Menteri Keuangan untuk Asia Robert Kaproth dan Asisten Deputi Menteri Luar Negeri untuk Asia Selatan dan Tengah Kelly Keiderling.
Baca juga: Krisis Energi, Sri Lanka Kirim Perwakilannya untuk Cari Diskon Minyak Mentah ke Rusia
"Nantinya, mereka akan bertemu dengan berbagai perwakilan politik, ekonom dan organisasi internasional Sri Lanka," jelas kedutaan itu.
Dalam keseluruhan pertemuan, para delegasi ini tidak hanya akan mengeksplorasi cara paling efektif bagi AS untuk mendukung warga Sri Lanka yang membutuhkan.
Baca juga: Sri Lanka akan Gunakan Tambahan Dana 70 Juta Dolar AS Bantuan India untuk Impor Makanan
Namun juga mendorong upaya agar warga Sri Lanka bisa menyelesaikan krisis ekonomi saat ini, serta memastikan perencanaan Sri Lanka untuk ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif untuk masa depan.
"Kunjungan ini menggarisbawahi komitmen berkelanjutan kami terhadap keamanan dan kemakmuran rakyat Sri Lanka. Seiring warga Sri Lanka yang kini menanggung beberapa tantangan ekonomi terbesar dalam sejarah mereka, upaya kami untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan memperkuat institusi demokrasi tidak pernah lebih kritis," jelas Chung.
Selama dua pekan terakhir, AS telah mengumumkan bantuan sebesar 120 juta dolar AS dalam pembiayaan baru untuk usaha kecil dan menengah Sri Lanka.
Ada pula bantuan kontribusi 27 juta dolar AS untuk industri susu Sri Lanka dan 5,75 juta dolar AS dalam bantuan kemanusiaan untuk membantu mereka yang paling tedampak krisis ekonomi.
AS juga menggelontorkan 6 juta dolar AS dalam bentuk hibah baru untuk memberikan bantuan mata pencaharian kepada penduduk yang rentan, dan bantuan teknis untuk reformasi keuangan yang akan membantu menstabilkan ekonomi negara itu.
Dalam beberapa bulan mendatang, negara itu akan terus mendukung Sri Lanka saat mereka menghidupkan kembali ekonomi mereka, memerangi kerawanan pangan, dan mempromosikan kesehatan serta pendidikan masyarakat.
Baca juga: Menteri Energi Sri Lanka Janji Pengiriman Kargo 40.000 Metrik Ton Bensin 92 Tiba Akhir Pekan Ini
Negara yang dipimpin Presiden Joe Biden itu juga sangat mendukung keputusan Sri Lanka untuk mencari bantuan dari International Monetary Fund (IMF) yang dapat memberikan resolusi paling tahan lama untuk krisis saat ini.
Sebelumnya, Duta Besar Sri Lanka untuk AS, Mahinda Samarasinghe telah bertemu dengan Presiden Joe Biden di Kantor Oval Gedung Putih, Washington.
Selama pertemuan yang dilakukan baru-baru ini, ia menyampaikan kepada Biden tentang situasi terkini di Sri Lanka.