Pengamat Ingatkan Krisis Ekonomi Intip Indonesia karena Kenaikan Harga
Presiden Direktur Centre for Banking Crisis (CBC), A Deni Daruri mengingatkan kondisi krisis ekonomi di Sri Lanka berpotensi menjalar ke Indonesia
Penulis: Malvyandie Haryadi
Editor: Muhammad Zulfikar
Padahal, kata dia, inflasi dihasilkan dari kenaikan harga minyak yang dipatok OPEC.
Karena minyak bumi sangat penting bagi industri, kenaikan harga yang besar dapat menyebabkan kenaikan harga barang.
Beberapa ekonom berpendapat, kenaikan harga seperti saat ini, menaikkan tingkat inflasi dalam periode yang lebih lama. Karena, ekspektasi adaptif dan spiral harga/upah, sehingga guncangan penawaran dapat memiliki efek yang terus-menerus( stagflation)
Untuk mengatasi hal ini, menurutnya, pemerintah harus berorientasi menciptakan sumber energi dengan biaya marginal sebesar nol.
Untuk itu Pemerintah harus mengembangkan sumber energi berbasis matahari dan angin sehingga ketergantungan kepada energi fosil yang harganya meningkat dapat dieliminir.
Baca juga: Delegasi AS Tiba di Sri Lanka, Jajaki Bantuan Ekonomi Lewat Dialog 3 Hari
Langkah kedua, lanjutnya, pemerintah harus menciptakan monopoli alamiah dalam produksi energi fosil dan makanan.
"Terapkan harga sebesar biaya marginal yang paling murah."
"Dalam krisis kali ini, maka energi dan produsen makanan juga dapat dilibatkan untuk menekan inflasi dari sisi biaya. Karena kelangkaan sumber daya, skala ekonomi, dan cakupan manfaat ekonomi."
Ia menambahkan, kemungkinan perusahaan yang menyediakan satu produk dan layanan atau perusahaan yang secara bersama-sama menyediakan sebagian besar produk dan layanan akan membentuk perusahaan (monopoli) atau sejumlah kecil perusahaan (oligopoli) sangat mungkin terjadi.
Dia bilang, inflasi dapat dikendalikan ketika biaya marginal untuk memproduksi energi dan makanan dibuat menjadi nol dan menciptakan harga pada biaya marginal yang paling rendah melalui natural monopoli untuk produk energi dan makanan yang tidak dapat diproduksi dengan biaya marginal sebesar nol.