Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Kapan Waktu yang Tepat untuk Beli dan Jual Emas?

Ini waktu yang tepat untuk membeli dan menjual emas agar investasi kamu tidak rugi.

Penulis: Milani Resti Dilanggi
Editor: Daryono
zoom-in Kapan Waktu yang Tepat untuk Beli dan Jual Emas?
ilustrasi emas - Ini waktu yang tepat untuk membeli dan menjual emas agar investasi kamu tidak rugi. 

TRIBUNNEWS.COM - Prospek investasi emas saat ini sedang banyak diminati oleh sejumlah orang. 

Pasalnya, emas dipercaya mampu melindugi nilai mata uang rupiah dari inflasi yang akan terjadi di kemudian hari. 

Harga emas juga relatif naik, sehingga menjadi pilihan untuk berivestasi. 

Lantas kapan waktu yang tepat untuk mulai membeli dan menjual emas?

Baca juga: Waktu Terbaik untuk Membeli Emas, Tak Perlu Tunggu Harga Emas Turun

Dikutip dari laman Pluang, waktu yang tepat untuk membeli emas yakni pada bulan Januari. 

Analis Senior GoldSilver, Jeff Clark pernah membuat data historis harga emas di Amerika Serikat sejak 1975 hingga 2020. 

Dikatakan, harga emas cenderung melandai di awal Januari dan beranjak naik pada Februari. 

Berita Rekomendasi

Sehingga waktu yang paling tepat untuk membeli dan memulai investasi emas ialah bulan Januari. 

Lebih lanjut, untuk waktu tepat menjual emas ialah bulan Juli hingga September. 

Masih berdasarkan data historis Jeff Clark, fluktuasi harga emas di bulan April, Mei, dan Juni selalu lebih rendah dibanding bulan-bulan lainnya.

Setelah itu, harga emas akan naik perlahan sejak Juli dan memuncak di bulan September, yang menjadi waktu terbaik menjual emas. 

Namun, pada dasarnya, waktu terbaik saat menjual emas yakni saat harga emas naik.

Baca juga: Tunangan Belum Bisa Belikan Emas, Wanita Ini Merajuk dan Ingin Melakukan Tindakan Nekat Ini

Tak Perlu Tunggu Harga Turun untuk Membeli Emas

Ilustrasi emas di Jepang.
Ilustrasi emas di Jepang. (Foto Gentosha)

Dilansir laman Sahabat Pegadaian yang dikutip Tribunnews, tidak perlu menunggu harga emas turun untuk membeli emas.

Sebab, ada beragam kondisi yang dapat mempengaruhi iklim pasar menjadi labil dan mempengarui harga emas yang berlaku. 

Diantaranya, politik, krisis ekonomi, penawaran–permintaan, suku bunga, serta inflasi. 

Menggunakan metode Dollar Cost Averaging, nilai tukar dinilai akan lebih optimal. 

Sebab, kita tidak harus menebak-nebak kapan harga emas naik dan kapan harga emas turun.

Untuk diketahui, Dollar Cost Averaging adalah upaya untuk menyebarkan transaksi investasi dengan memasukkan jumlah dana yang sama dalam rentang waktu tertentu, ketimbang berinventasi dalam satu waktu sekaligus.

Baca juga: Update Rincian Harga Emas Antam Kamis, 30 Juni 2022: Emas Antam 1 Gram Dibanderol Rp988.000

Sehingga, dengan Dollar Cost Averaging, investor membagi porsi investasi secara rutin setiap bulan.

Apabila membeli emas dalam satu waktu tertentu, akan besar kemungkinan kita menemui kerugian.

Oleh karena itu, kita tidak bisa meramal harga emas dikemudian hari.

Simulasi Dollar Cost Averaging

Asumsikan harga emas di bulan pertama adalah Rp 1.000.000 per gram.

Namun, kemudian harga emas turun di bulan ke-2 menjadi Rp 750.000 per gram.

Maka kita bisa mendapatkan emas seberat 1,3 gram di bulan kedua tetap seharga Rp 1.000.000.

Lalu, di bulan ke-3 harga emas mengalami penurunan kembali senilai Rp 500.000 per gram.

Dengan begitu, kita bisa membeli emas tersebut seberat 2 gram hanya senilai Rp 1.000.000.

(Tribunnews.com/Milani Resti/Nuryanti)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas