Harga Minyak Turun Imbas Ketidakpastian Produksi OPEC+ hingga Kekhawatiran Resesi
Penurunan harga minyak tersebut dikarenakan kekhawatiran pasar akan ketidakpastian kapasitas produksi OPEC+.
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK - Harga minyak merosot sekitar 3 persen pada akhir perdagangan Kamis (30/6/2022).
Penurunan harga minyak tersebut dikarenakan kekhawatiran pasar akan ketidakpastian kapasitas produksi OPEC+.
Dikutip dari Reuters, minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman September turun 3,42 dolar AS atau 3 persen, menetap di 109,03 dolar AS per barel.
Baca juga: The Fed Naikkan Suku Bunga, Ini Imbasnya pada Minyak Dunia hingga Rupiah
Sementara untuk kontrak Agustus, yang berakhir pada Kamis kemarin, turun 1,45 dolar AS atau 1,3 persen, menetap di level 114,81 dolar AS per barel.
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS merosot 4,02 dolar AS atau 3,7 persen, menetap 105,76 dolar AS per barel.
Kelompok produsen minyak OPEC+, termasuk Rusia, pada Kamis kemarin sepakat untuk tetap pada strategi produksinya dengan meningkatkan produksi di bulan Agustus.
Namun OPEC+ menolak membahas produksi minyak di bulan September dan bulan-bulan seterusnya, membuat pasar bertanya-tanya mengenai produksi minyak di masa mendatang.
Sebelumnya, OPEC+ memutuskan untuk meningkatkan produksi minyak setiap bulan sebesar 648.000 barel per hari di bulan Juli dan Agustus.
Harga minyak turun bersama Wall Stret pada Kamis kemarin, dengan S&P 500 ditetapkan untuk enam bulan pertama terburuk sejak tahun 1970, di tengah kekhawatiran resesi ekonomi global, setelah bank sentral secara agresif menaikkan suku bunga untuk melawan inflasi yang tinggi.
Penurunan harga di pasar minyak diperparah karena para pedagang AS menyesuaikan posisi menjelang libur di akhir pekan selama tiga hari, dari tanggal 2 Juli hingga 4 Juli.
"Orang-orang mengambil uang dari meja," kata analis di Price Futures Group di Chicago, Phil Flynn.
Gangguan pasokan minyak lebih lanjut dapat membatasi penurunan harga minyak, di tengah penangguhan pengiriman pasokan dari dua pelabuhan Libya, dan penurunan produksi minyak Ekuador akibat aksi protes yang sedang berlangsung.
Sedangkan di Norwegia, sebanyak 74 pekerja minyak lepas pantai di platform Equinor's Gudrun, Oseberg South dan Oseberg East, mengumumkan aksi mogok mulai 5 Juli mendatang, yang kemungkinan dapat menurunkan produksi minyak Norwegia sebanyak 4 persen.
Baca juga: Pengamat: Pemerintah Harus Adil, Saat Harga Minyak Dunia Alami Penurunan Harga BBM Juga Harus Turun
Sementara itu, Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak mengatakan pada Kamis kemarin, batas harga impor yang dikenakan pada minyak Rusia kemungkinan akan mendorong harga minyak menjadi lebih tinggi.
Sanksi terhadap minyak Rusia sejak invasi Rusia ke Ukraina membuat harga energi melonjak, dan memicu kekhawatiran inflasi dan resesi.