Uji Coba MyPertamina: Ada yang Gagal Transaksi Karena Jaringan Telekomunikasi Kurang Optimal
Para pengguna kendaraan masih seperti biasa melakukan transaksi tanpa menggunakan aplikasi MyPertamina .
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM -- PT Pertamina (Persero) mulai melakukan uji coba menerapkan pembelian bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi yaitu Pertalite dan solar melalui MyPertamina mulai Jumat (1/7/2022) kemarin.
Uji coba dilakukan di 11 kabupaten/kota yaitu Kota Bukit Tinggi, Kab. Agam, Kota Padang Panjang, Kab. Tanah Datar, Kota Banjarmasin, Kota Bandung, Kota Tasikmalaya, Kab. Ciamis, Kota Manado dan Kota Yogyakarta.
Ada beberapa stasiun pengisian bahan bakar umum ( SPBU ) yang sudah mulai mencoba dengan aplikasi MyPertamina misalnya di Yogyakarta, ada pula yang baru sebatas sosialisasi di daerah di Sumatera Barat.
Baca juga: CARA Daftar MyPertamina Lewat subsiditepat.mypertamina.id, Bukan untuk Menyulitkan Masyarakat
Aplikasi MyTelkomsel ini dilakukan baru sebatas kendaraan roda empat.
Beberapa SPBU di Kota Yogyakarta mulai 1 Juli kemarin melakukan pendataan konsumen untuk transisi pembelian Pertalite melalui MyPertamina.
Dikutip dari Tribunjogja.com, beberapa SPBU mengaku selama ini telah mulai menggunakan aplikasi itu untuk pembelian sejumlah BBM bersubsidi, namun dinilai merepotkan.
Supervisor SPBU Timoho, Alvian Febrianto menuturkan, pihaknya siap untuk menerapkan penggunaan aplikasi My Pertamina untuk pembelian Pertalite .
Hanya saja sampai saat ini pihaknya belum mengetahui teknis penggunaannya ke depan bagaimana karena masih dalam proses sosialisasi.
"Kalau mesin EDC untuk penggunaan My Pertamina sudah ada dan sudah berjalan di sini. Kalau di sini ya discan dan My Pertamina itu sebagai alat pembayaran. Setelah transaksi nanti petugas akan arahkan mesin EDC yang ada barcode dan pelanggan akan menscan, langsung otomatis," tutur Alvian, Kamis (30/6/2022).
Menurut Alvian selama ini tidak ada kendala yang signifikan selama proses penggunaan aplikasi itu.
Hanya sesekali saja transaksi gagal akibat jaringan telekomunikasi yang kurang optimal.
"Kalau yang sampai fatal belum pernah, misalnya sudah kepotong tapi belum masuk ke data, kalau gagal otomatis langsung gagal semua," katanya.
Baca juga: Pertamina: Pembelian Pertalite dan Solar dengan MyPertamina hanya Untuk Kendaraan Roda Empat
Pihaknya juga tidak khawatir jika penggunaan aplikasi My Pertamina dalam pembelian Pertalite nantinya akan mengurangi konsumen.
Ia mengaku pembelian BBM jenis itu akan tetap diminati masyarakat lantaran harganya yang cukup murah.
"Ketakutan kekurangan pembeli Pertalite tidak ada. Karena kalau harga eceran kan lumayan mahal sekarang. Itu juga jarang yang jual, karena SPBU tidak boleh pembelian pakai jeriken," ungkap Alvian.
Kendati demikian, ia berpendapat bahwa penerapan itu nantinya akan membuat konsumen dan petugas repot.
Antrean ditakuti akan semakin panjang mengingat waktu yang dibutuhkan cukup lama.
"Tapi menurut kami ya bakalan repot kalau untuk pembeli sepeda motor diterapkan. Karena antreannya cukup panjang, mungkin bisa sampai lima menit untuk melayani satu pelanggan. Kalau mobil ya mungkin saja," jelasnya.
Salah seorang pengemudi ojek online, Maruli mengaku tidak masalah dengan penggunaan aplikasi dalam pembelian Pertalite .
Baca juga: Pendaftaran BBM Subsidi Lewat Website MyPertamina Khusus untuk Roda Empat
Hal ini menurutnya akan semakin membuat penyaluran Pertalite menjadi tepat sasaran karena otomatis terdeteksi dengan aplikasi.
"Malah bagus menurut saya, karena selama ini ya bisa dilihat sendiri sejak pertamax naik semua jadi beralih ke Pertalite ," pungkasnya.
Berdasarkan pantauan di lapangan, satu di antaranya di SPBU Giwangan, sejak pagi tidak ada antrean panjang kendaraan khususnya roda empat ke atas.
Para pengguna kendaraan masih seperti biasa melakukan transaksi tanpa menggunakan aplikasi MyPertamina .
Area Manager Communication, Relations, & Corporate Social Responsibility (CSR) Regional Jawa Bagian Tengah PT Pertamina Patra Niaga, Brasto Galih Nugroho memastikan bahwa kemarin pihaknya masih berfokus ke pendaftaran atau pendataan kendaraan saja.
Sehingga belum ada penerapan secara langsung di lapangan.
"Jadi yang perlu kami tekankan adalah saat ini (mulai 1 Juli 2022) masa pendaftaran atau pendataan konsumen Pertalite maupun solar subsidi di website MyPertamina ," kata Brasto kepada awak media, Jumat (1/7/2022).
Sehingga, kata Brasto, tidak ada perbedaan transaksi masyarakat saat akan membeli BBM subsidi baik jenis Pertalite maupun Solar.
"Untuk transaksi di SPBU masih seperti biasa. Seperti sebelumnya. Jadi jangan khawatir," terangnya.
Ia juga menegaskan bahwa masyarakat tidak perlu khawatir ketika nanti memang kebijakan MyPertamina ini diterapkan.
Sebab masyarakat tetap bisa menggunakan berbagai pilihan model transaksi untuk membeli BBM subsidi.
"Seandainya nanti misal diimplementasikan pun, konsumen atau masyarakat tidak perlu khawatir karena pembayaran bisa tetap menggunakan tunai, kartu debit atau kredit, kalaupun mau menggunakan aplikasi MyPertamina boleh," tegasnya.
Baca juga: Jenis Kendaraan yang Wajib Menggunakan Aplikasi MyPertamina per 1 Juli 2022
"Sehingga yang menjadi catatan tidak harus mendownload aplikasi MyPertamina . Tidak harus," sambungnya.
Sementara ini, Pertamina masih terus menggencarkan sosialisasi penerapan kebijakan ini di masyarakat.
Sembari terus mendorong masyarakat untuk mendaftarkan kendaraannya.
Sementara itu salah seorang konsumen, Susilo (46) mengaku masih melakukan transaksi pembelian BBM jenis Pertalite secara biasa.
Ia masih menggunakan pembayaran secara tunai untuk mengisi bahan bakar mobilnya.
"Ini tadi masih pakai bayar biasa, pakai uang tunai. Nggak pakai aplikasi itu. Antre ya biasa nggak panjang," kata Susilo.
Kendati demikian, Susilo mengatakan memang sudah mengetahui tentang kebijakan MyPertamina tersebut.
Namun belum sempat untuk mendaftarkan secara pribadi.
"Belum daftar, nanti saja. Cari tahu caranya dulu," tambahnya.
Di Sumbar
Sementara penerapan di empat daerah di Sumatera Barat, pihak Pertamina menyebut belum mewajibkan pembayaran minyak subsidi dengan aplikasi My Pertamina.
"Sekarang kita masih tahap sosialisasi," ujar Narotama Aulia Fazri, Sales Area Manager Sumatra Barat PT Pertamina Patra Niaga, Jumat (1/7/2022) dikutip dari Tribun Padang.
Diketahui, hari ini kebijakan menggunakan aplikasi MyPertamina mulai diberlakukan di 11 daerah di Indonesia.
Di Sumatra Barat (Sumbar), ada empat kota/kabupaten yang jadi percobaan, yaitu Kabupaten Agam, Tanah Datar, Kota Bukittinggi dan Padang Panjang.
Narotama menjelaskan, untuk tahap awal ini pihaknya lebih menitikberatkan kepada sosialiasi dan ajakan kepada warga agar daftar My Pertamina.
"Saya tekankan, untuk transaksi di SPBU masih bisa tunai," ungkapnya.
Lebih jauh ia mengatakan, tahap awal ini pihaknya masih memantau dan melihat bagaimana respon masyarakat terkait kebijakan ini.
Respon masyarakat itu akan dievaluasi pihaknya dan menjadi pertimbangan apakah akan diterapkan skala nasional atau tidak.
Baca juga: Beli Pertalite Gunakan MyPertamina, YLKI Soroti Penerapan di Daerah yang Internetnya Kurang Andal
"Untuk wajib gunakan aplikasi, nanti kita infokan lebih lanjut," imbuhnya.
Terkait tujuannya, Narotama menuturkan untuk memastikan agar pasaran BBM subsidi lebih tepat sasaran.
Katanya, berdasarkan aturan yang ada, minyak subsidi ini sudah ditetapkan Kebutuhan bagi setiap kendaraan.
"Dari perpres yang baru, minyak ini kan diatur berdasarkan jumlah roda kendaraan. Untuk roda empat sekian, roda enam sekian, delapan sekian," katanya.
Dia menambahkan, penggunaan aplikasi My Pertamina untuk tahap awal diberlakukan untuk kendaraan roda empat ke atas.
"Di empat daerah itu, kita sediakan posko untuk pendaftarannya, kita tempat orang di sana untuk bantu mendaftar," pungkasnya.
Pantauan TribunPadang.com di SPBU Bangkaweh, Agam, setiap pengendara yang mengisi BBM Subsidi diarahkan untuk mendaftar My Pertamina.
Sehabis mengisi minyak, pengendara tersebut mendaftar di posko yang telah disediakan.
Alasan Penerapan 4 Daerah di Sumbar
Empat daerah di Sumatra Barat (Sumbar) menjadi percobaan penggunaan aplikasi My Pertamina dalam transaksi minyak subsidi.
Empat daerah itu adalah Kota Bukittinggi, Padang Panjang, Kabupaten Agam, dan Tanah Datar.
Penerapan kebijakan ini mulai diberlakukan hari ini, Jumat (1/7/2022) sekaligus dibukanya pendaftaran di aplikasi My Pertamina.
Baca juga: MyPertamina Mulai Buka Pendaftaran pada 1 Juli 2022, Simak Cara Daftarnya Berikut Ini
Section Head Communication Relation Pertamina Patra Niaga Regional Sumatra Utara, Agustiawan mengatakan ada beberapa alasan empat daerah itu dipilih sebagai percobaan.
Ia menuturkan alasannya karena masyarakat di empat daerah tersebut memiliki respon yang cepat terhadap perubahan.
Kemudian empat daerah ini merupakan perlintasan Jalur Sumatra yang menghubungkan Sumbar dengan provinsi lainnya.
Sehingga banyak kendaraan yang keluar masuk SPBU dan pembelian BBM di empat daerah itu cukup tinggi.
"Jadi empat daerah ini sudah mewakili Sumatra Barat secara keseluruhan," ujar Agustiawan, Jumat (1/7/2022).
Dia melanjutkan, empat daerah ini nantinya bakal menjadi pertimbangan pemberlakuan My Pertamina secara nasional bersama tujuh daerah lainnya.
"Setelah ini akan kita evaluasi," kata Agustiawan.
Ia menambahkan, alasan penggunaan My Pertamina ini untuk untuk pendataan konsumen yang benar-benar layak mengkonsumsi BBM bersubsidi.
Sebab, menurutnya, BBM bersubsidi selama ini kerap tidak tepat sasaran.
Pertamina akan menggencarkan sosialisasi pembelian BBM bersubsidi pakai aplikasi ini supaya tidak ada lagi yang salah paham.
Karena banyak pemahaman di masyarakat penggunaan aplikasi ini, sebagai bentuk pembatasan BBM bersubsidi.
(Tribunjogja.com/Miftahul Huda/Gaya Lufityanti/TribunPadang.com/Muhammad Fuadi Zikri/Mona Triana)