Wamenparekraf Angela Tanoesoedibjo: Pengusaha Wanita Harus Melek Teknologi untuk Kembangkan Bisnis
Wamenparekraf Angela Tanosoedibjo mengatakan pengusaha wanita harus melek teknologi agar bisa mengembangkan bisnisnya.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia Angela Tanoesoedibjo mengatakan sejak pandemi Covid-19, penggunaan teknologi semakin meningkat di tengah masyarakat. Hal tersebut dikarenakan adanya pembatasan fisik.
Tak terkecuali bagi usaha kecil dan menengah atau UMKM yang dipelopori oleh perempuan atau womenpreneur.
Menurut Angela, pengaruh digitalisasi tidak bisa diabaikan, apalagi populasi Indonesia saat ini di atas 50 adalah generasi milenial dan generasi Z yang fasih dengan penggunaan teknologi.
"Jadi, ke depannya nanti teknologi akan menjadi bagian yang sangat penting jika womenpreneur ingin mengembangkan usahanya. Pandemi mempercepat perubahan perilaku masyarakat menjadi serba digital," tutur Angela Tanoesoedibjo dalam kegiatan webinar yang diadakan oleh HerStoy bertajuk Indonesian Womenpreneurs, Jumat (1/7/2022).
Baca juga: Wamenparekraf Minta Pemerintah Daerah Memperhatikan Pencegahan dan Perlindungan dari Potensi Bencana
Asisten Deputi Konsultasi Bisnis dan Pendampingan Kementerian Koperasi dan UMKM Destry Anna Sari mengatakan, tidak semua usaha bisa berkontribusi bagi pertumbuhan ekonomi.
Kebanyakan usaha mikro stagnan, bisnis hanya sebagai pelarian karena tidak ada pilihan pekerjaan lain.
Usaha mikro dan kecil yang melayani masyarakat lokal akan tumbuh dengan sendirinya jika upah dan konsumsi meningkat.
"Jika kita bicara soal entrepreneurship, itu sulit dan bukan untuk semua orang. Jadi, memang tidak semuanya dan kebanyakan usaha mikro ini stagnan karena tidak ada pilihan pekerjaan lain, sehingga untuk memenuhi kebutuhan hidupnya kebanyakan menjadi usaha mikro," terang Desy.
Pemerintah berharap ketika semakin banyak usaha kecil dan menengah bisa menciptakan lapangan pekerjaan dan dapat mengurangi jumlah usaha mikro.
Negara berkembang tidak mungkin hanya mengandalkan spesialisasi atau economic of scale karena tidak mungkin tumbuh kalau menghasilkan sesuatu yang sama.
"Dibutuhkan pergeseran usaha berbasis riset, teknologi, dan inovasi. Dibutuhkan juga transformasi wirausaha dari berbasis keterampilan dan produksi menjadi berbasis riset, teknologi, dan inovasi," sambungnya.
Lebih lanjut, ia juga menjelaskan beberapa prasyarat dasar untuk ekonomi digital yang diperlukan oleh perempuan.
Pertama, pemerataan infrastruktur digital, sehingga memudahkan akses jasa keuangan dalam ekonomi digital bagi perempuan.