Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Rabu Sore Rupiah Masih Terpuruk, Kini di Level Rp 15.015

Melansir Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia, tercatat nilai tukar Rupiah di level Rp 15.015 per dolar AS.

Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Muhammad Zulfikar
zoom-in Rabu Sore Rupiah Masih Terpuruk, Kini di Level Rp 15.015
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Karyawan menunjukkan mata uang Rupiah dan Dolar AS di tempat penukaran uang di Jakarta, Kamis (14/10/2021). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada Rabu sore (6/7/2022) ditutup melemah. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada Rabu sore (6/7/2022) ditutup melemah.

Melansir Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia, tercatat nilai tukar Rupiah di level Rp 15.015 per dolar AS.

Pada hari sebelumnya, Selasa (5/7/2022) nilai tukar rupiah ditutup Rp 14.990.

Baca juga: Pemerintah dan Bank Indonesia Diminta Jaga Inflasi Agar Rupiah Tak Semakin Terpuruk

Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan, pelemahan mata uang Indonesia masih akan berlanjut.

Faktor pelemahan rupiah yang berlanjut karena pasar keuangan masih dibayangi sentimen negatif. 

Investor terus mencermati risiko kenaikan Fed rate terhadap Indonesia sehingga melakukan penjualan aset berisiko tinggi. Keluarnya dana asing juga dipicu data inflasi Juni yang cukup tinggi sejak 2017 menjadi kekhawatiran risiko stagflasi.

Berita Rekomendasi

Apalagi BI masih menahan suku bunga tentu risk nya naik di market.

Kondisi likuiditas di dalam negeri bisa mengetat apabila pelemahan kurs terus terjadi. Karena pelemahan kurs menunjukkan adanya tekanan arus modal asing yang keluar.

“Cadangan devisa akan semakin tertekan disaat arus modal keluar tinggi sekaligus kinerja ekspor komoditas mulai terkoreksi,” ucap Bhima kepada Tribunnews, Rabu (6/7/2022).

“Salah satu alasan pelemahan rupiah karena BI masih menahan suku bunga. Ditahannya suku bunga acuan membuat spread imbal hasil US Treasury dengan surat utang SBN semakin menyempit. Idealnya suku bunga sudah naik 50 basis poin sejak Fed lakukan kenaikan secara agresif,” sambungnya.

Baca juga: Rupiah Berpotensi Melemah ke Level Rp 16.000, Pengamat: Ada Badai Mengintai Ekonomi Indonesia

Bhima juga mengatakan, pelemahan kurs dikhawatirkan memicu imported inflation atau kenaikan biaya impor terutama komoditas pangan.

Sejauh ini imported inflation belum dirasakan karena produsen masih menahan harga di tingkat konsumen.

“Tapi ketika beban biaya impor sudah naik signifikan akibat selisih kurs maka imbasnya ke konsumen juga,” pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas