Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Ekonom Prediksi Rupiah Pekan Depan ada di Rentang Rp 14.900 hingga Rp 15.050

Josua Pardede mengatakan, nilai tukar mata Rupiah terhadap dolar AS berpotensi cenderung mengalami penguatan hingga melemah terbatas

Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Sanusi
zoom-in Ekonom Prediksi Rupiah Pekan Depan ada di Rentang Rp 14.900 hingga Rp 15.050
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada Jumat (8/7/2022) sore terpantau menguat. ini prediksinya untuk pekan depan 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, nilai tukar mata Rupiah terhadap dolar AS berpotensi cenderung mengalami penguatan hingga melemah terbatas.

Menurutnya pergerakan Rupiah pada pekan depan dipengaruhi oleh rilis data ketenagakerjaan AS di hari ini (8/7/2022), serta rilis data inflasi pekan depan.

Fluktuasi nilai Rupiah juga akan terpengaruh terhadap seberapa besar tanda dari resesi AS dan efektivitas kebijakan moneter Fed pada inflasi.

Baca juga: IHSG dan Rupiah Kompak Perkasa Di Akhir Pekan

“(Dari adanya faktor tersebut) Rupiah diperkirakan masih cenderung bergerak menguat atau melemah terbatas di kisaran 14.900-15.050 per Dollar AS,” ucap Josua kepada Tribunnews, Jumat (8/7/2022).

Sebagai informasi sebelumnya, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada Jumat sore (8/7/2022) terpantau menguat.

Merujuk data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia, nilai tukar Rupiah saat ini di level Rp 14.981 per dolar AS.

Berita Rekomendasi

Sebelumnya pada Kamis (7/7) Rupiah tercatat Rp 14.986.

Baca juga: Kurs Rupiah Melemah, Daihatsu Belum Mau Naikkan Harga Jual Produknya

Tren dalam 2 hari terakhir ini menunjukkan pergerakan yang positif. Pada Rabu (6/7), Rupiah sempat menembus level psikologis, yakni Rp15.015.

Josua kembali mengatakan, Rupiah pada hari ini cenderung menguat terhadap dollar AS karena didukung oleh penguatan risk-appetite (tingkat risiko) dari investor, setelah pemerintah Tiongkok mempertimbangkan untuk memberikan stimulus untuk pembiayaan infrastruktur.

“Penguatan Rupiah juga didukung oleh proyeksi dari inflasi AS yang mulai turun sejalan dengan melonggarnya pasar tenaga kerja di AS,” papar Josua.

Sementara itu, terkait pelemahan Rupiah yang terjadi dalam seminggu terakhir, Josua mengungkapkan hal tersebut didorong oleh kenaikan kekhawatiran investor terkait interest rate differential yang semakin mengecil akibat kebijakan hawkish dari Fed.

Jumat Sore, Mata Uang Rupiah Menguat di Level Rp 14.979

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada Jumat (8/7/2022) sore terpantau menguat.

Merujuk data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia, nilai tukar rupiah saat ini di level Rp 14.981 per dolar AS.

Sebelumnya pada Kamis (7/7/2022) Rupiah tercatat  Rp 14.986.

Tren dalam 2 hari terakhir ini menunjukkan pergerakan yang positif.

Pasalnya, pada Rabu (6/7/2022), rupiah sempat tembus level psikologis, yakni Rp15.015.

Padahal sebelumnya, sejumlah pengamat menilai rupiah berpotensi kian terpuruk.

Faktor pelemahan rupiah yang berlanjut dikarenakan pasar keuangan masih dibayangi sentimen negatif. 

“Investor terus mencermati risiko kenaikan Fed rate terhadap Indonesia sehingga melakukan penjualan aset berisiko tinggi. Keluarnya dana asing juga dipicu data inflasi Juni yang cukup tinggi sejak 2017 menjadi kekhawatiran risiko stagflasi,” ungkap Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira kepada Tribunnews belum lama ini.

Baca juga: Kamis Sore, Rupiah Perkasa di Level Rp 14.986 Per Dolar AS

“Apalagi BI masih menahan suku bunga tentu risk nya naik di market,” sambungnya.

Bhima juga mengatakan, kondisi likuiditas di dalam negeri bisa mengetat apabila pelemahan kurs terus terjadi. Karena pelemahan kurs menunjukkan adanya tekanan arus modal asing yang keluar.

 “Salah satu alasan pelemahan rupiah karena BI masih menahan suku bunga. Ditahannya suku bunga acuan membuat spread imbal hasil US Treasury dengan surat utang SBN semakin menyempit. Idealnya suku bunga sudah naik 50 basis poin sejak Fed lakukan kenaikan secara agresif,” pungkas Bhima.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas