Pemerintah Indonesia Ajak Negara G20 Ciptakan Lapangan Kerja Melalui Investasi Berkelanjutan
BKPM mengajak negara anggota G20, agar mengambil peran dalam mendorong investasi berkelanjutan untuk pemulihan ekonomi global.
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah melalui Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengajak negara anggota G20, agar mengambil peran dalam mendorong investasi berkelanjutan untuk pemulihan ekonomi global.
Hal ini disampaikan pada sidang sesi ketiga dalam Pertemuan Kedua Trade, Investment, and Industry Working Group (TIIWG) G20/2nd Meeting TIIWG G20 di Kota Surakarta, Jawa Tengah, Kamis (7/7/2022).
Deputi Bidang Kerja Sama Penanaman Modal Kementerian Investasi/BKPM Riyatno selaku Co-chair TIIWG G20 dan pimpinan sidang menyampaikan, investasi berkelanjutan penting untuk menunjang pemulihan ekonomi global dan mewujudkan pembangunan berkelanjutan.
Baca juga: Menteri Bahlil dan Gibran Ikut Kirab Budaya di Sela Forum G20 Indonesia
"Ini dapat mengentaskan kemiskinan dan mengurangi ketidaksetaraan. Namun, saat ini masih terdapat ketimpangan investasi yang cukup besar di seluruh dunia, terutama di negara berkembang," ujarnya.
Menurut dia, negara G20 tidak hanya perlu menutup ketimpangan ini dengan cara mendorong investasi yang lebih berkelanjutan, khususnya di bidang energi terbarukan.
"Namun, kita juga harus menyadari bahwa investasi berkelanjutan itu sama pentingnya dengan perlindungan lingkungan, yang mencakup untuk berdampak pada sosial dan pembangunan,” kata Riyatno.
Baca juga: Rusia Hadiri KTT G20 di Bali yang Pembahasannya akan Didominasi Soal Dampak Perang Ukraina
Lebih lanjut, Riyatno menekankan pentingnya untuk mendorong investasi berkelanjutan yang dapat menciptakan lapangan kerja, meningkatkan produktivitas, dan berdampak terhadap ekonomi lokal.
"Oleh karena itu, negara-negara G20 diharapkan dapat berkolaborasi memimpin upaya global dalam mempromosikan investasi berkelanjutan dan energi terbarukan. Caranya dengan menerapkan perangkat kebijakan (toolkit) untuk mendukung pemulihan ekonomi global yang berkelanjutan, tangguh, dan inklusif," pungkasnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.