IMF Desak Dikeluarkannya Resolusi untuk Buka Peluang Bailout ke Sri Lanka
IMF mengharapkan adanya resolusi untuk mengatasi kekacauan politik di Sri Lanka sekaligus untuk memulai pembicaraan pemberian paket dana talangan.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Choirul Arifin
Imbasnya, sekolah di Sri Lanka ditangguhkan serta bahan bakar dibatasi untuk layanan penting.
Di sejumlah kota besar, salah satunya Kolombo, ratusan masyarakat harus mengantre berjam-jam untuk membeli BBM hingga tidak jarang terjadi bentrokan dengan aparat.
Pada Minggu (3/7/2022) lalu, Menteri Energi Kanchana Wijesekera mengatakan Sri Lanka hanya memiliki cadangan bahan bakar yang bahkan tidak cukup untuk sehari.
"Dalam hal bahan bakar dan makanan, negara kita akan menghadapi krisis ini pada suatu saat. Bahan bakar langka. Harga pangan naik," kata dia, menilai krisis internasional seperti perang Rusia di Ukraina telah memperburuk keadaan.
Perdana Menteri Wickremesinghe, pada Selasa (5/7/2022), mengatakan dia berharap bahwa laporan tentang restrukturisasi utang dan keberlanjutan akan diserahkan kepada IMF pada bulan Agustus.
Setelah ada kesepakatan, program bantuan pinjaman komprehensif akan disiapkan untuk jangka waktu empat tahun.