Jumat Sore, Rupiah Menguat ke Level Rp 14.999, Pengamat: Pekan Depan Berpotensi Kembali Melemah
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mengalami sedikit penguatan pada Jumat sore (15/7/2022).
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mengalami sedikit penguatan pada Jumat sore (15/7/2022).
Melansir Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia, tercatat nilai tukar Rupiah di level Rp14.999.
Seperti diinformasikan sebelumnya, pada Jumat (15/7/2022) pagi berdasarkan data spot rate Bloomberg, rupiah sempat menembus di level Rp 15.010 per dolar AS.
Pengamat Pasar Keuangan sekaligus Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi mengatakan, Rupiah masih akan berfluktuasi dan ada kecenderungan melemah dalam jangka pendek ke depan.
Baca juga: Inflasi AS di Atas 9 Persen, Dorong Rupiah Kembali Tembus Rp 15.000 Per Dolar AS
Menurut analisanya, mata uang Garuda berpotensi melemah ke level Rp 15.030.
“Pada penutupan akhir pekan, mata uang rupiah kembali menguat walaupun sebelumnya sempat melemah,” ucap Ibrahim, Jumat (15/7/2022).
“Sedangkan untuk perdagangan senen depan, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp 14.980 hingga Rp 15.030,” sambungnya.
Senada dengan Ibrahim, Analis Pasar Uang Ariston Tjendra juga mengungkapkan hal yang serupa.
Menurutnya, nilai rupiah mungkin masih berpotensi melemah terhadap dolar AS karena sentimen The Fed.
Baca juga: Inflasi Amerika Capai 9,1 Persen, Anggota Komisi XI DPR Minta Pemerintah Jaga Daya Beli Masyarakat
“Sentimen kenaikan suku bunga acuan AS masih akan menekan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS, apalagi kini ekspektasi kenaikan meningkat menjadi 100 basis poin dari sebelumnya 75 basis poin karena inflasi AS yang masih menaik,” ucap Ariston kepada Tribunnews.
Ia melanjutkan, pasar akan mencermati data Trade Balance Indonesia dan data GDP China yang akan dirilis hari ini.
Data yang positif dari keduanya bisa memberikan sentimen positif ke pasar dan juga rupiah. Namun, penguatan rupiah mungkin tidak besar karena tekanan dari sentimen the Fed.
“Potensi masih berada dikisaran Rp 14.980 hingga Rp 15.050,” pungkasnya.