Bursa Saham Asia-Pasifik Bergerak Lebih Rendah Menjelang Risalah Rapat Bank Sentral Australia
Indeks Hang Seng Hong Kong turun 1,15 persen di perdagangan Selasa (19/7/2022), karena investor menunggu risalah rapat Bank Sentral Australia.
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, SINGAPURA - Bursa saham di Asia-Pasifik sebagian besar dibuka lebih rendah pada perdagangan hari ini, Selasa (19/7/2022), karena investor sedang menunggu risalah rapat Bank Sentral Australia.
Dikutip dari CNBC, indeks Hang Seng Hong Kong memimpin kerugian bursa di Asia-Pasifik dengan penurunan sebesar 1,15 persen, sedangkan indeks teknologi Hang Seng jatuh 1,64 persen.
Bursa saham di China Daratan juga dibuka lebih rendah, dengan indeks Shanghai Composite jatuh 0,29 persen, dan indeks Shenzhen Component turun 0,64 persen.
Bursa saham Korea Selatan bervariasi, dengan indeks Kospi turun 0,29 persen, sedangkan indeks Kosdaq naik 0,28 persen.
Sementara itu, bursa saham Jepang kembali dibuka hari ini setelah libur pada hari Senin (18/7/2022) kemarin, dengan melawan tren penurunan di wilayah Asia-Pasifik. Indeks Nikkei 225 naik 0,76 persen, sedangkan indeks Topix naik 0,55 persen.
Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang turun 0,69 persen. Sementara indeks S&P/ASX 200 Australia turun 0,6 persen.
Baca juga: Bursa Saham Eropa Merosot di Tengah Kekhawatiran Kenaikan Suku Bunga ECB
Bank Sentral Australia (RBA) akan merilis risalah pertemuannya pada hari ini, yang menunjukkan dewan melihat suku bunga saat ini jauh di bawah tingkat netral, dan kenaikan suku bunga lebih lanjut akan diperlukan untuk menekan inflasi yang tinggi.
Bursa saham di kawasan Asia-Pasifik mengalami kenaikan 1 persen pada perdagangan Senin kemarin, dengan bursa saham Hong Kong memimpin kenaikan dengan 2,7 persen.
Baca juga: Bursa Saham Eropa Melemah Menyusul Dirilisnya Data Inflasi Amerika Serikat
Namun menurut ahli strategi investasi senior di Credit Suisse, Suresh Tantia mengatakan ketidakpastian inflasi dan langkah yang akan dilakukan Federal Reserve AS (The Fed) telah mempengaruhi pasar keuangan global.
“Sangat mungkin pasar tetap bergejolak dalam jangka pendek,” katanya.
Sedangkan di pasar bahan bakar, harga minyak berjangka merosot di perdagangan Asia, setelah naik 5 persen pada Senin kemarin. Harga harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun 0,19 persen menjadi 102,41 dolar AS per barel. Harga minyak mentah Brent turun 0,39 persen menjadi 105,86 dolar AS per barel.