Bos BRI Sebut Pelaku UMKM Mulai Bangkit ke Aktivitas Normal di Semester I-2022
Kredit UMKM BRI yang tumbuh signifikan menjadi sinyal kuat bahwa saat ini pelaku UMKM mulai bangkit kembali beraktivitas normal
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI yakni Sunarso, menyebut bahwa aktivitas para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sudah mulai beranjak normal.
Hal tersebut terjadi seiring meredanya pandemi Covid-19 di Indonesia.
Bukti meningkatnya aktivitas UMKM di Tanah Air, terindikasi dari meningkatnya kinerja penyaluran fasilitas kredit oleh BRI.
Baca juga: Waspada Hoax Tarif Transaksi BRI Rp150 Ribu per Bulan, Jangan Sembarangan Berikan Data Pribadi
"Kredit UMKM BRI yang tumbuh signifikan menjadi sinyal kuat bahwa saat ini pelaku UMKM mulai bangkit kembali beraktivitas normal," ucap Sunarso dalam paparan kinerja, Rabu (27/7/2022).
Sunarso kembali melanjutkan, dari sisi pembiayaan, BRI Group berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp1.104,79 triliun atau tumbuh 8,75 persen secara year on year (yoy).
Penyaluran kredit kepada seluruh segmen pinjaman tercatat tumbuh positif, dengan penopang utama yakni segmen mikro yang tumbuh 15,07 persen, segmen konsumer tumbuh 5,27 persen, segmen korporasi tumbuh 3,76 persen serta segmen kecil dan menengah tumbuh 2,71 persen.
“Secara khusus, portofolio kredit UMKM BRI tercatat tumbuh sebesar 9,81 persen dari Rp.837,82 triliun di akhir Juni 2021 menjadi Rp.920 triliun di akhir Juni 2022," papar Sunarso.
"Hal ini menjadikan proporsi kredit UMKM dibandingkan total kredit BRI terus merangkak naik, menjadi sebesar 83,27 persen,” imbuhnya.
Baca juga: Permudah Akses Pendanaan UMKM, Mbizmarket Gandeng Nobu Bank
Kemampuan BRI dalam menyalurkan kredit mampu diimbangi dengan manajemen risiko yang baik.
Hal tersebut tercermin dari rasio NPL (Non Performing Loan) BRI secara konsolidasian yang terkendali di level 3,26 persen.
Di sisi lain, BRI menyiapkan pencadangan sebagai langkah antisipatif atas potensi pemburukan kredit.
NPL Coverage BRI tercatat sebesar 266,26 persen di akhir Kuartal II-2022, dimana angka ini meningkat dibandingkan dengan NPL Coverage di akhir Kuartal II-2021 yang sebesar 252,59 persen.
Strategi BRI dalam menjaga NPL yakni dengan selective growth, berfokus pada sektor-sektor yang memiliki potensi kuat serta eksposur minimum terhadap gejolak tersebut, seperti Pertanian, Industri bahan kimia, serta makanan dan minuman.
Baca juga: Kominfo Dorong Pemanfaatan Teknologi Digital Para Pelaku UMKM
“Upaya lain yang dilakukan BRI untuk menjaga NPL yakni selektif dalam menentukan kelayakan nasabah restrukturisasi dengan mempertimbangkan kondisi dan potensi bisnis nasabah, serta menerapkan soft landing strategy dengan menyiapkan pencadangan yang cukup untuk mengantisipasi terjadinya pemburukan kualitas kredit nasabah restrukturisasi," pungkas Sunarso.