Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Bursa Saham di Asia-Pasifik Mayoritas Turun Menyusul Rilisnya Data Inflasi Australia

Bursa saham di Asia Pasifik mayoritas turun pada perdagangan hari ini, Rabu (27/7/2022), menyusul rilisnya data inflasi Australia yang tinggi.

Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Sanusi
zoom-in Bursa Saham di Asia-Pasifik Mayoritas Turun Menyusul Rilisnya Data Inflasi Australia
tthme.com
Ilustrasi Bursa saham di Asia Pasifik mayoritas turun pada perdagangan hari ini, Rabu (27/7/2022), menyusul rilisnya data inflasi Australia yang tinggi. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nur Febriana Trinugraheni

TRIBUNNEWS.COM, SINGAPURA - Bursa saham di Asia Pasifik mayoritas turun pada perdagangan hari ini, Rabu (27/7/2022), menyusul rilisnya data inflasi Australia yang tinggi.

Dikutip dari CNBC, indeks Hang Seng Hong Kong anjlok 1,37 persen, sementara indeks teknologi Hang Seng turun 1,58 persen.

Bursa saham di China Daratan juga mengalami penurunan hari ini. Indeks Shanghai Composite turun sekitar 0,05 persen menjadi 3.275,76, dan indeks Shenzhen Component merosot 0,07 persen menjadi 12.399,69.

Baca juga: Bursa Saham Asia-Pasifik Mayoritas Naik Menyusul Rilis Data PDB Korea Selatan

Sedangkan indeks Nikkei 225 Jepang naik 0,22 persen menjadi 27.715,75, dan indeks Topix naik 0,13 persen menjadi 1.945,75.

Sementara indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang turun 0,45 persen.

Di wilayah lain, indeks S&P/ASX 200 Australia naik 0,23 persen menjadi 6.823,2.

Data inflasi Australia menunjukkan indeks harga konsumen (CPI) di Australia melambung 6,1 persen pada kuartal kedua tahun 2022, naik dari 5,1 persen pada kuartal pertama tahun ini, namun lebih rendah dari perkiraan ekonom yaitu sebesar 6,2 persen.

Baca juga: Pekan Membara Buat IHSG, Investor Nunggu Keputusan Kenaikan Suku Bunga The Fed

Berita Rekomendasi

Seorang ekonom di Commonwealth Bank of Australia, Kristina Clifton mengatakan data CPI Australia dapat mempengaruhi ekspektasi pasar untuk kenaikan suku bunga di masa depan.

“Kami berharap bahwa dampak apapun pada AUD (dolar Australia) dari CPI hari ini akan berumur pendek karena prospek global yang semakin gelap akan menjadi beban yang lebih berat pada AUD,” ujarnya.

Dolar Australia melemah menjadi 0,6926 dolar AS,setelah drilisnya data inflasi Australia.

Dana Moneter Internasional (IMF) pada Selasa kemarin memangkas perkiraan Produk Domestik Bruto (PDB) global untuk tahun ini menjadi 3,2 persen dari perkiraan sebelumnya 3,6 persen di bulan April lalu.

Sementara saham AS tergelincir semalam setelah Walmart memangkas perkiraan pendapatannya.

Indeks Dow Jones Industrial Average turun 0,71 persen menjadi 31.761,54. Indeks S&P 500 turun 1,15 persen menjadi 3.921,05. sedangkan indeks Nasdaq Composite turun 1,87 persen menjadi 11.562,57.

Di pasar bahan bakar, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik 0,61 persen menjadi 95,56 dolar AS per barel, sementara harga minyak mentah berjangka Brent naik 0,37 persen pada 104,79 dolar AS per barel.

Akhir pekan ini, semua perhatian akan tertuju pada hasil pertemuan Federal Reserve AS (The Fed). Menurut alat FedWatch CME Group, ekspektasi The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin pada bulan Juli mencapai 76,3 persen.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas