Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Bank Dunia Tidak Berencana Menawarkan Pembiayaan Baru Untuk Sri Lanka yang Dilanda Krisis Ekonomi

Bank Dunia juga mengatakan sedang bekerja untuk membangun kontrol dan pengawasan demi memastikan distribusi yang adil.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Bank Dunia Tidak Berencana Menawarkan Pembiayaan Baru Untuk Sri Lanka yang Dilanda Krisis Ekonomi
AFP/ARUN SANKAR
Personel keamanan berjaga di luar gedung Sekretariat Presiden Sri Lanka di Kolombo pada 22 Juli 2022. - Pasukan keamanan Sri Lanka menghancurkan kamp protes anti-pemerintah utama di ibu kota, mengusir para aktivis dalam serangan menjelang fajar pada 22 Juli yang memicu kemarahan internasional. keprihatinan atas perbedaan pendapat di bawah presiden pro-Barat yang baru. (Photo by Arun SANKAR / AFP) 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo

TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Bank Dunia tidak berencana untuk menawarkan pembiayaan baru ke Sri Lanka, yang saat ini sedang berjuang melawan krisis ekonomi terburuknya sepanjang sejarah.

Dilansir dari Reuters, Jumat (29/7/2022) Bank Dunia mengatakan bahwa Sri Lanka perlu mengadopsi reformasi struktural yang berfokus pada stabilisasi ekonomi untuk mengatasi akar penyebab krisisnya, yang telah membuat negara itu kekurangan devisa, makanan, bahan bakar dan obat-obatan.

"Bank Dunia sangat prihatin dengan situasi ekonomi yang mengerikan dan dampaknya terhadap rakyat Sri Lanka," kata Bank Dunia.

Baca juga: Mantan Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa Dijadwalkan Jalani Sidang Atas Petisi Krisis Ekonomi

“Bank Dunia akan menggunakan kembali sumber daya di bawah pinjaman yang ada untuk membantu mengurangi kekurangan barang-barang penting seperti obat-obatan, gas untuk memasak, pupuk, makanan untuk anak-anak dan uang tunai untuk rumah tangga yang rentan," tambahnya.

Bank Dunia juga mengatakan sedang bekerja untuk membangun kontrol dan pengawasan demi memastikan distribusi yang adil.

Sementara itu, Mantan presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa mengatakan pada bulan Juni bahwa Bank Dunia akan merestrukturisasi 17 proyek yang ada dan akan memberikan lebih banyak bantuan untuk Sri Lanka setelah menyelesaikan negosiasi dengan Dana Moneter Internasional (IMF) mengenai pinjaman pembiayaan.

Berita Rekomendasi

Krisis Ekonomi Sri Lanka

Sri Lanka, negara yang berpenduduk sekitar 22 juta jiwa telah mengalami krisis ekonomi terburuk dalam beberapa bulan terakhir.

Mengutip dari Aljazeera, Sri Lanka dihadapkan pada kekurangan bahan bakar, makanan dan obat-obatan. Krisis itu semakin diperparah oleh pinjaman dalam jumlah besar yang tidak mampu dibayarkan oleh negara itu.

Akibat krisis itu, Sri Lanka memilih untuk menangguhkan pembayaran pinjaman luar negerinya senilai 51 miliar dolar AS, di mana 28 miliar dolar AS harus dibayar pada tahun 2027.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas