Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Jerman Mulai Berlakukan Pungutan Harga Gas ke Konsumen

Jerman akan mengenakan retribusi kepada semua konsumen gas di negaranya mulai 1 Oktober 2022

Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Jerman Mulai Berlakukan Pungutan Harga Gas ke Konsumen
DW
Pipa gas Nord Stream mengalirkan gas Rusia ke Eropa melalui perairan laut Baltik di wilayah Jerman 

Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni

TRIBUNNEWS.COM, BERLIN - Pemerintah Jerman akan mengenakan pungutan (retribusi) kepada semua konsumen gas di negaranya mulai 1 Oktober 2022 demi membantu pemasok yang sedang berjuang mengatasi lonjakan harga gas impor.

Retribusi tersebut bertujuan untuk membagi biaya tambahan yang digunakan untuk mengganti gas Rusia bagi semua konsumen, dan mencegah kebangkrutan para pedagang gas di Jerman.

Konsumen rumah tangga dan industri dengan kontrak jangka panjang akan terkena pungutan tersebut, yang akan berlaku hingga akhir September 2024.

Sementara importir gas harus menanggung sendiri kenaikan biaya sampai retribusi ini berlaku.

Dilansir dari Reuters, retribusi ini merupakan keuntungan bagi importir gas Jerman yang sedang menghadapi kenaikan biaya energi, seperti Uniper, penerima gas Rusia terbesar di Jerman, yang menerima dana talangan negara minggu lalu.

Baca juga: Jerman Kembali Menjerit Gazprom Ciutkan Aliran Gas, Krisis Energi Eropa Makin Parah

Selain Uniper, retribusi ini juga akan menolong perusahaan energi lainnya seperti EnBW Energie Baden-Württemberg (EnBW) dan Verbundnetz Gas Ag (VNG).

Menteri Ekonomi Jerman, Robert Habeck mengungkapkan, retribusi gas ini akan berjumlah antara 1,5 sen euro hingga 5 sen euro per kilowatt hour (kWh), dengan hasil yang tersedia untuk semua perusahaan yang perlu mengganti gas Rusia.

BERITA TERKAIT

Ini berarti, keluarga yang beranggotakan empat orang akan mendapat biaya tambahan hingga 1 ribu euro atau 1,014 ribu dolar AS per tahun.

Baca juga: Raksasa Energi Uniper di Ambang Kebangkrutan, Jerman Suntikan Dana Talangan 15,3 Miliar Euro

Habeck mengakui retribusi ini merupakan keputusan yang sulit diambil, namun langkah ini penting karena dapat menstabilkan pasar energi.

"Orang tidak tahu persis berapa biaya (gas) pada bulan November, tetapi berita pahitnya adalah pasti beberapa ratus euro per rumah tangga," ujar Habeck.

Sementara itu, rincian lebih lanjut mengenai retribusi gas Jerman akan diumumkan pada bulan Agustus mendatang.

Asosiasi utilitas lokal Jerman, Verband kommunaler Unternehmen (VKU) menyambut baik rencana retribusi gas ini, dengan mengatakan retribusi harus dinaikkan atau diperpanjang jika harga energi terus melonjak.

Baca juga: Jerman Ketar Ketir, Cadangan Gasnya Tidak Cukup untuk Melewati Musim Dingin

Pemerintah Jerman menerapkan retribusi gas setelah negara ini mengalami gangguan aliran gas, menyusul keputusan raksasa energi Rusia Gazprom untuk memotong aliran gas yang melalui pipa Nord Stream 1 menjadi 20 persen dari kapasitasnya mulai Rabu (27/7/2022) kemarin.

Jerman telah menetapkan tahap kedua dari tiga rencana darurat pasokan pada bulan lalu, yaitu dari peringatan dini ke status waspada, yang memungkinkan pemerintah negara ini menerapkan klausul penyesuaian harga sehingga pemasok energi dapat meneruskan kenaikan harga kepada konsumen, meskipun hal ini belum dilakukan pemerintah Jerman.

Namun retribusi gas, yang akan menaikkan harga gas untuk semua orang, dianggap lebih adil untuk mengatasi lonjakan harga energi saat ini.

Pemerintah Jerman telah menghimbau warga dan pelaku industri untuk mengurangi penggunaan energi saat ini, sehingga fasilitas penyimpanan gas dapat terisi sebelum musim dingin, dan menargetkan 95 persen kapasitasnya terisi pada bulan November. Saat ini penyimpanan gas Jerman telah terisi 67,2 persen.

Perusahaan-perusahaan Jerman sedang mempertimbangkan keputusan yang akan mereka ambil, sedangkan Berlin mengatakan akan mematikan lampu di 200 bangunan umum dan landmark di malam hari.

Habeck menggambarkan saat ini Jerman sedang mengalami "krisis energi terbesar", dan mengatakan kegagalan Gazprom untuk mengirimkan gas cadangan telah mendorong perusahaan-perusahaan yang bergantung dengan gas untuk membeli bahan bakar dengan harga pasar yang jauh lebih tinggi.

"Selisih (harga) ini adalah retribusinya. Kemudian diteruskan ke konsumen akhir karena jika tidak perusahaan akan kehilangan jutaan per minggu secara permanen," tambahnya.

Presiden lembaga ekonomi DIW, Marcel Fratzscher mengatakan perlunya untuk membebankan biaya gas ke semua konsumen. Dia memperingatkan warga Jerman harus bersiap karena kemungkinan tagihan pemanas gas mereka dapat melonjak hingga tiga kali lipat. Fratzscher menambahkan, untuk mengimbangi retribusi gas diperlukan juga langkah-langkah untuk mendukung pendapatan rumah tangga.

Habeck sendiri mengatakan orang-orang yang jatuh ke dalam kemiskinan karena harga energi yang melonjak harus dilindungi dan langkah-langkah bantuan akan segera dilakukan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas