Kinerja Sektor Properti dan Perhotelan Tunjukkan Tren Membaik Sejak Kuartal III-2021
Mohamad menambahkan, tahun lalu perseroan mampu menghadapi tantangan yang ada dengan pengelolaan usaha yang efektif dan strategis.
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perusahaan jasa perhotelan dan properti, PT DMS Propertindo Tbk. (KOTA) gencar melakukan ekspansi di tengah kondisi pulihnya perekonomian nasional.
Direktur Utama DMS Propertindo Mohamad Prapanca mengungkapkan pemulihan kinerja sektor properti dan perhotelan terus membaik bertahap sejak kuartal III-2021.
“Kami juga melihat bahwa situasi pandemi relatif mampu terkendali dengan baik oleh pemerintah, ditandai dengan rendahnya jumlah kasus Covid-19. Jadi kami punya prospek usaha yang cerah,” kata Mohamad dalam pernyataannya, Jumat (29/7/2022).
Baca juga: Berburu Rumah Murah di Indonesia Properti Expo 2022, Mulai dari Rp 168 Jutaan
Sejumlah proyek yang disiapkan di antaranya proyek di Kalimantan Timur (Kaltim), yakni Accola Garden Samarinda dan Project Dormitory di Kawasan Industrial Estate di Bengalon.
Berikutnya yakni pengembangan Padjadjaran City di Bandung, Jawa Barat (Jabar).
Mohamad menambahkan, tahun lalu perseroan mampu menghadapi tantangan yang ada dengan pengelolaan usaha yang efektif dan strategis.
“Kami akan melanjutkan proyek-proyek existing, menjajaki peluang baru, dan eksplorasi peluang pasar lewat skema kerja sama pihak ketiga,” katanya.
Sementra Direktur Keuangan DMS Propertindo Marwadi Syahrizal Masyhur mengatakan per kuartal I-2022, nilai aset tanah untuk pengembangan mencapai Rp 743,47 miliar, bagian dari total aset perusahaan sebesar Rp 1,55 triliun.
“Aset tanah tersebut termasuk Accola Garden Rp 618,16 miliar, Accola Residence Rp 62 miliar, dan Padjadjaran City Rp 64 miliar,” jelas Marwadi.
Baca juga: Project Properti Skala Besar Mendominasi Penjualan Pacific Paint di Bali
Pada Q1-2022, pendapatan perseroan meroket 204 persen menjadi Rp 4,10 miliar dari periode yang sama tahun lalu Rp 1,35 miliar, di mana semuanya dari bisnis hotel.
Namun tekanan dampak pandemi membuat perusahaan masih mencatat rugi bersih Rp 4,66 miliar, berhasil dipangkas 21 persen dari sebelumnya rugi Rp 5,87 miliar.