Siap Bersaing dengan China, Senat AS Loloskan RUU untuk Tingkatkan Produksi Chip
Sebagian besar dana yang disetujui pada hari Rabu kemarin, diharapkan dapat mendanai pabrik chip semikonduktor baru
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Senat Amerika Serikat (AS) mengesahkan undang-undang untuk mensubsidi industri semikonduktor domestik, yang diharapkan dapat meningkatkan produksi perusahaan AS saat mereka bersaing dengan China dan mengatasi krisis chip semikonduktor.
Senat AS telah meloloskan Rancangan Undang-Undang (RUU) yang telah ditunggu-tunggu pada Rabu (27/7/2022) kemarin, dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) AS diharapkan dapat segera menyetujuinya pada akhir pekan ini, sehingga dapat dikirimkan ke Gedung Putih untuk ditandatangani Presiden AS Joe Biden.
Undang-Undang "Chips and Science" ini akan menyediakan dana subsidi sebesar 52 miliar dolar AS untuk produksi semikonduktor, serta kredit pajak investasi untuk pabrik chip semikonduktor senilai 24 miliar dolar AS.
Baca juga: AS Cegah Melejitnya Cina di Teknologi Tinggi Lewat RUU Chip
Undang-undang ini juga memberi wewenang lebih dari 170 miliar dolar AS selama lima tahun untuk meningkatkan upaya penelitian ilmiah di AS agar bisa bersaing dengan China. Kongres AS masih perlu meloloskan undang-undang alokasi terpisah untuk mendanai investasi tersebut.
"Undang-undang ini akan menciptakan pekerjaan dengan gaji yang baik, itu akan meringankan rantai pasokan, itu akan membantu menurunkan biaya, dan itu akan melindungi kepentingan keamanan nasional Amerika," kata anggota Senat AS, Chuck Schumer yang dikutip dari Aljazeera.
Sebagian besar dana yang disetujui pada hari Rabu kemarin, diharapkan dapat mendanai pabrik chip semikonduktor baru, namun diperkirakan akan membutuhkan waktu dua hingga tiga tahun untuk menyelesaikan pembangunan pabrik.
Beberapa perusahaan AS telah menghadapi krisis pasokan chip semikonduktor. Salah satunya Boeing Co, yang mengatakan pada Rabu kemarin pihaknya masih menghadapi masalah rantai pasokan dari kekurangan chip.
Produsen mobil General Motors Co juga mengungkapkan pada Selasa (26/7/2022) kemarin, mereka memiliki lebih dari 90.000 kendaraan yang belum selesai diproduksi, yang sebagian besar merupakan truk dan SUV dengan margin tinggi, karena kekurangan chip dan suku cadang lainnya.
Baca juga: Intel akan Produksi Chip Untuk MediaTek
Biden dan pendukung RUU ini telah mendesak Kongres AS untuk cepat bertindak, dengan mengatakan krisis chip semikonduktor sebagai masalah yang mengancam keamanan nasional karena dibutuhkan untuk memproduksi peralatan militer.
“Karena orang Amerika khawatir tentang keadaan ekonomi dan biaya hidup, RUU CHIPS adalah satu jawaban: itu akan mempercepat pembuatan semikonduktor di Amerika, menurunkan harga untuk segala hal mulai dari mobil hingga mesin pencuci piring,” kata presiden AS ini.
Pada hari Senin kemarin (25/7/2022), Biden bertemu secara virtual dengan kepala eksekutif perusahaan pertahanan Lockheed Martin Corp, perusahaan peralatan medis Medtronic, serta produsen mesin dan generator diesel Cummins Inc, bersama dengan para pemimpin buruh sebagai bagian dari dorongan pemerintah untuk undang-undang tersebut.