Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Prediksi Menteri BUMN: Ekonomi Digital Indonesia Tumbuh 8 Kali Lebih Cepat di 2030

Ekonomi digital Indonesia di tahun 2030 diprediksi tumbuh sangat masif hingga 8 kali lebih cepat dibandingkan APBN yang hanya bertumbuh 1,5 kali.

Editor: Choirul Arifin
zoom-in Prediksi Menteri BUMN: Ekonomi Digital Indonesia Tumbuh 8 Kali Lebih Cepat di 2030
dok. AMSI
Menteri BUMN Erick Thohir saat mengisi seminar Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) DKI Jakarta bertajuk "Menuju Masyarakat Cashless" di Auditorium Perpustakaan Nasional, Jakarta, Rabu (3/8/2022). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memprediksi ekonomi digital Indonesia di tahun 2030 nanti akan tumbuh sangat masif hingga 8 kali lebih cepat dibandingkan APBN yang hanya bertumbuh 1,5 kali.

"Jadi nanti di tahun 2030 nanti ekonomi digital kita akan tumbuh 8 kali lebih cepat dibandingkan APBN yang hanya 1,5 kali. Tak hanya itu, kue ekonomi digital Indonesia akan mencapai Rp 4.500 triliun menjadi yang terbesar di Asia Tenggara pada 2030 mendatang," ujarnya saat menjadi Keynote Speech dalam acara "Menuju Masyarakat Cashless" yang diselenggarakan oleh Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Jakarta, di Auditorium Perpusnas, Jakarta, Rabu (3/8/2022). 

Melihat pertumbuhan ekonomi digital Indonesia yang begitu masif, dia berharap seluruh masyarakat terutama para generasi muda (millenial) untuk bersiap-siap.

Menurut Erick, ekonomi digital saat ini masuk ke gelombang ketiga dan berharap Indonesia bukan hanya bisa jadi target pasar semata.

"Saat ini, tantangan generasi muda Indonesia adalah harus mempersiapkan diri di era digital dan menghadapi perubahan dengan menjadi bagian dari perubahan itu sendiri," ujarnya.

Erick menjelaskan ada 5 prioritas utama kementerian BUMN dimana inisiatif digitalisasi menjadi key factor program diantaranya adalah inovasi modal bisnis yaitu Restrukturisasi Model Bisnis.

Baca juga: BI Percepat Transformasi Ekonomi Digital Lewat FEKDI 2022

ini bisa dilakukan melalui pembangunan ekosistem kerjasama, pertimbangan, kebutuhan stakeholders serta fokus pada core bussines.

Berita Rekomendasi

"Yang kedua adalah Pengembangan Talenta. Kami mengedukasi dan melatih tenaga kerja, mengembangkan SDM Berkualitas untuk Indonesia, profesionalisasi tata kelola dan sistem seleksi SDM," ucapnya.

Yang ketiga adalah Kepemimpinan Teknologi dimana memimpin secara global dalam teknologi strategis dan melembagakan kapabilitas digital seperti data management, advanced analytics, big data, artificial intelligence.

Baca juga: Kominfo Beberkan Tantangan Pengembangan Ekonomi Digital di Indonesia

Keempat adalah Meningkatkan nilai ekonomi dan dampak sosial terutama di bidang ketahanan pangan, energi dan kesehatan dan yang terakhir adalah mengoptimalkan nilai aset dan menciptakan ekosistem investasi yang sehat.

Senada dengan Erick, Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa menjelaskan bahwasanya pada tahun 2021 perekonomian digital berbasis internet di Asia Tenggara  termasuk Indonesia tumbuh pesat.

Sektor jasa keuangan digital meningkat terutama layanan digital lending sehingga menyebabkan dominasi cash berkurang  seiring penggunaan pembayaran non tunai alias cashless.

Baca juga: 4 Faktor Pendorong Perkembangan Ekonomi Digital, Cloud Computing Ternyata Berperan Penting!

"Nominal transaksi maupun jumlah uang elektronik yang beredar di Indonesia secara konsisten mengalami peningkatan, hal tersebut dapat dilihat dari hasil data yang sudah kita kumpulkan dimana transaksi uang elektronik tahunan pertahun 2021 mencapai 5.452 juta transaksi," ujar Purbaya.

Kemudian, munculnya beberapa bank digital (NeoBank) di Indonesia selama masa pandemi disambut baik oleh masyarakat. Hal ini ditunjukan oleh perkembangan pesat pada jumlah rekening simpanan di bank-bank tersebut.

Dia mencontohkan, perkembangan jumlah rekening simpanan bank digital di Indonesia, pada akhir tahun 2020 tercatat hanya terdapat sekitar 179 ribu rekening simpanan di bank digital.

Namun per Mei 2022 sudah terdapat sekitar 38,2 juta rekening di Neobank.

"Sedangkan jika kita mengacu kepada perkembangan jukmlah nominal simpanan bank digital di Indonesia, maka jumlah nominal simpanan di Neobank tidak mengalami pertumbuhan secepat pertumbuhan jumlah rekeningnya, sebab pada akhir tahun 2020 nominal simpanan neobank di Indonesia sebesar Rp.31,6 triliun. Per Mei 2022 jumlah nominal simpanan mencapai Rp.49,3 Triliun," bebernya.

Karena itu, melihat betapa masifnya pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia kami tentunya akan terus mendukung seluruh program pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi digital.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas