Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

OPEC+ Sepakat Naikkan Produksi Minyak Jadi 100.000 Barel Per Hari Mulai September 2022

Jumlah tersebut lebih sedikit dari yang diminta Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden saat melakukan kunjungan ke Arab Saudi.

Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Muhammad Zulfikar
zoom-in OPEC+ Sepakat Naikkan Produksi Minyak Jadi 100.000 Barel Per Hari Mulai September 2022
guardian.ng
OPEC+ sepakat untuk menaikkan target produksi minyaknya sebesar 100.000 barel per hari (bph) pada September 2022. 

Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
 
TRIBUNNEWS.COM, DUBAI - OPEC+ sepakat untuk menaikkan target produksi minyaknya sebesar 100.000 barel per hari (bph) pada September 2022.

Menurut para analis, jumlah tersebut lebih sedikit dari yang diminta Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden saat melakukan kunjungan ke Arab Saudi.

Biden meminta OPEC+ memompa lebih banyak minyak untuk membantu AS dan ekonomi global.

Baca juga: Harga Minyak Dunia Naik Terkerek Ketegangan Investor Menjelang Pertemuan OPEC+

OPEC+ adalah 13 negara anggota Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak Bumi (OPEC) ditambah Rusia dan produsen minyak lainnya.

Peningkatan produksi ini, yang setara dengan 0,1 persen dari permintaan minyak global, terjadi setelah perjalanan Biden ke Timur Tengan dan izin AS untuk penjualan sistem pertahanan rudal ke Riyadh dan Uni Emirat Arab yang diharapkan dapat meningkatkan pasokan minyak di pasar energi global.

"Itu sangat kecil hingga tidak ada artinya. Dari sudut pandang fisik, itu adalah kesalahan kecil. Sebagai isyarat politik, itu hampir menghina," kata direktur pelaksana energi, iklim, dan keberlanjutan di Eurasia Group, Raad Alkadiri, yang dikutip dari Reuters.

OPEC+, yang dibentuk pada tahun 2017, telah meningkatkan produksi minyak sekitar 430.000 sampai 650.000 bph per bulan, setelah mereka membatalkan pengurangan pasokan ketika pembatasan pandemi Covid-19 terhenti.

Berita Rekomendasi

Namun kelompok ini telah berjuang untuk memenuhi target penuh, karena sebagian besar anggotanya telah kehabisan potensi output mereka setelah bertahun-tahun kekurangan investasi di sektor minyak.

Ditambah dengan gangguan pasokan terkait dengan invasi Rusia ke Ukraina, kurangnya pasokan cadangan minyak telah mengguncang pasar energi dan mendorong inflasi.

Dengan inflasi AS yang mencapai rekor tertinggi dalam 40 tahun, Joe Biden yang menghadapi permintaan warga AS agar harga bensin diturunkan, melakukan perjalanan ke Arab Saudi bulan lalu untuk memperbaiki hubungan dengan Riyadh, yang runtuh selepas pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi empat tahun lalu.

Baca juga: Harga Minyak Turun Imbas Ketidakpastian Produksi OPEC+ hingga Kekhawatiran Resesi

Putra Mahkota Arab Saudi Muhammad bin Salman melakukan perjalanan ke Prancis bulan lalu sebagai upaya untuk membangun kembali hubungan dengan pihak Barat.

Pada Selasa (2/8/2022) kemarin, AS menyetujui penjualan sistem rudal pertahanan senilai 5,3 miliar dolar AS ke Arab Saudi dan Uni Emirat Arab.

OPEC+ selanjutnya akan mengadakan pertemuan pada 5 September. Organisasi ini mengatakan dalam pernyataannya, kapasitas pasokan cadangan yang terbatas mengharuskan mereka untuk menggunakannya dengan hati-hati.

Kurangnya investasi di sektor minyak juga berdampak pada jumlah pasokan yang memadai untuk memenuhi permintaan konsumen yang meningkat setelah tahun 2023.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas