Pengamat Nilai Penerapan MyPertamina untuk Beli Pertalite dan Solar Kurang Tepat, Ini Penjelasannya
penggunaan MyPertamina yang merupakan platform digital akan menyulitkan sejumlah konsumen di Indonesia
Penulis: Naufal Lanten
Editor: Sanusi
Laporan Reporter Tribunnews.com, Naufal Lanten
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah terus berupaya menyesuaikan penerapan subsidi energi yang tepat sasaran bagi masyarakat. Saat ini, PT Pertamina (Persero) tengah melakukan uji coba untuk pendaftaran kendaraan melalui MyPertamina untuk 50 kota/kabupaten di 27 provinsi.
Hal ini dilakukan untuk memudahkan penyaluran Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi seperti, Solar dan Pertalite.
Namun wacana penerapan MyPertamina ini menuai sejunlah polemik di kalangan masyarakat.
Baca juga: BPH Migas Ungkap Potensi Kelangkaan Pertalite dan Solar pada Oktober-November, Ini Penyebabnya
Pengamat Ekonomi Energi Universitas Gajah Mada (UGM) Fahmy Radhi menilai baik wacana penerapan MyPertamina untuk pembatasan BBM subsidi. Kendati demikian, penggunaan MyPertamina ini dianggap keputusan yang kurang sesuai untuk masyarakat.
“MyPertamina, menurut saya itu baik juga. Tetapi saat ini kurang proper, kurang tepat. Karena tadi berbagai permasalahan akan muncul,” kata Fahmy Radhi dalam diskusi MNC Trijaya bertajuk Untung Rugi BBM Subsidi secara virtual Sabtu (6/8/2022).
Ia menambahkan, penggunaan MyPertamina yang merupakan platform digital akan menyulitkan sejumlah konsumen di Indonesia. Selain diperlukan literasi teknologi, akses untuk menggunakan digital pun belum sepenuhnya dapat diakses masyarakat di seluruh Indonesia.
Baca juga: Selain MyPertamina, Perlu Inovasi Lainya pada Tata Kelola Distribusi BBM Petamina
“Sehingga saya khawatir dengan tidak adanya akses tadi, yang punya akses hanya mobil-mobil, kemudian dia bisa membeli pertalite,” kata Fahmy.
“Sementara rakyat di daerah-daerah pelosok yang tidak punya akses tidak bisa mendaftar dan memperoleh itu tadi,” lanjut dia.
Dalam kesempatan yang sama, Khusus Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Arya Sinulingga mengatakan sebanyak 90 persen pengguna kendaraan roda empat menggunakan ponsel pintar.
“Pemakai mobil itu 90 persen pasti pakai handphone pintar,” katanya.
Adapun 10 persen sisanya yang tidak mengakses ponsel pintar itu, sambung dia, akan diupayakan agar bisa mendaftar secara manual di SPBU.
“Jadi enggak perlu pakai MyPertamina. Tapi itu adalah langkah-langkah kita,” kata Arya.
Selain BBM subsidi, Arya menambahkan pemerintah juga bakal melakukan pembatasan pada pembelian LPG berukuran 3 kilogram.