Karena Resesi, Inggris Disebut Seperti Negara Berkembang
Analis menunjuk ketidakstabilan politik, gangguan perdagangan, krisis energi, dan inflasi yang meroket sebagai indikator utama di balik ini.
Editor: Hendra Gunawan
"Ekonomi Inggris sedang menuju ke periode stagflasi dengan inflasi tinggi dan resesi yang memukul ekonomi secara bersamaan," kata Stephen Millard, wakil direktur makroekonomi NIESR.
Menurut NIESR, resesi yang dimulai pada kuartal ini diperkirakan akan berlanjut hingga awal tahun 2023.
Akibat resesi ini, jumlah rumah tangga yang hidup dari pendapatan mereka diperkirakan akan naik hampir dua kali lipat menjadi 7 juta pada tahun 2024.
Baca juga: IMF Soroti Pembengkakan Utang di Kawasan Asia, Sederet Negara Ini Berpotensi Mengalami Resesi
Angka tersebut termasuk 5,3 juta rumah tangga yang tidak memiliki tabungan sama sekali.
NIESR juga menyebut penduduk golongan itu akan dipaksa untuk berutang karena tagihan energi yang melonjak.
Di sisi lain, para ekonom mengatakan kedalaman krisis akan memaksa pemerintah untuk merespon dan menunjukkan tujuan yang pasti diperlukan daripada pendekatan manajemen keuangan di masa lalu.
Sebuah lembaga penelitian, think tank menyarankan pemerintah Inggris untuk memberikan bantuan kepada orang-orang yang rentan dalam menghadapi inflasi harga konsumen yang dikatakan akan naik hampir 11 persen tahun ini.
Sementara itu, inflasi harga eceran yang digunakan untuk menetapkan kenaikan tarif kereta api dan biaya bunga pemerintah, diperkirakan akan mencapai 17,7 persen.
Millard melihat bahwa bank sentral Inggris (BoE) akan memproyeksikan kenaikan suku bunga menjadi 3 persen tahun depan. Sedangkan pengangguran akan naik di atas 5 persen karena permintaan turun.
Bank Sentral Inggris Naikkan Suku Bunga Terbesar dalam 27 Tahun
Bank Sentral Inggris atau Bank of England (BoE) menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin pada Kamis (4/8/2022).
Hal tersebut menjadi kenaikan suku bunga terbesar dalam 27 tahun terakhir.
Melansir dari Reuters, lonjakan harga energi yang disebabkan oleh invasi Rusia ke Ukraina telah mengguncang perekonomian Inggris, membuat Komite Kebijakan Moneter BoE memutuskan menaikkan suku bunga menjadi 1,75 persen.
Kenaikan 50 basis poin ini telah diperkirakan oleh sebagian besar ekonom dalam jajak pendapat Reuters, karena bank sentral di seluruh dunia juga sedang berjuang menghadapi lonjakan harga.