Menteri Teten Ungkap Sejumlah Kendala Kinerja Ekspor UMKM Masih Minim
Nilai kontribusi ekspor UMKM di Indonesia masih sangat kecil jika dibandingkan dengan negara-negara lain.
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Untuk mencapai target tersebut, pihaknya tengah menyusun sejumlah strategi.
Pertama, Kemenkop UKM mendorong lahirnya 500 koperasi modern pada 2024 mendatang.
Koperasi tersebut akan menjadi role model dalam menghadapi tantangan-tantangan baru di tengah perkembangan dan kemajuan teknologi.
Kedua, membuat pilot project Rumah Produksi Bersama yang menjadi tempat bagi para pelaku UMKM dengan produk berbahan dasar serupa untuk melakukan aktivitas produksi secara bersama-sama di kawasan yang dilengkapi dengan teknologi terbaru.
Baca juga: Kontribusi Ekspor UMKM Masih Sangat Kecil, Kemenkop UKM Targetkan 17 Persen di 2024
"Dengan adanya rumah produksi bersama, pelaku UMKM kita yang punya bahan baku unggul di daerah masing-masing bisa semakin besar dengan fasilitas kelengkapan ataupun teknologi fasilitas yang inovasi tidak kalah dengan korporasi besar," papar Riza.
Ketiga, mendorong kemudahan para pelaku UMKM dalam mengakses fasilitas pembiayaan.
Riza mengungkapkan, akses pembiayaan merupakan hal yang sangat krusial. Lantaran, berkembangnya suatu usaha tentu membutuhkan modal yang cukup agar bisnisnya dapat meningkat.
Dalam hal ini Kemenkop UKM menggandeng Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (LPDB-KUMKM) dan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI).
Tak sampai di situ, Kemenkop UKM juga mendorong peningkatan kapasitas sumber daya manusia dan mendorong digitalisasi bagi para pelaku UMKM.
"Di 2024 kita menargetkan 30 juta UMKM sudah go digital dan menjadi bekal kita untuk mendapat manfaat dari ekonomi digital yang terus tumbuh," pungkasnya.