Cegah APBN Jebol, Menkeu Sri Mulyani Minta Pertamina Kendalikan Konsumsi Pertalite dan Solar
Anggaran subsidi energi meningkat di atas Rp 502,4 triliun imbas dari lonjakan konsumsi BBM bersubsidi melebihi kuota yang ditetapkan pemerintah.
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Menteri Keuangan Sri Mulyani meminta PT Pertamina (Persero) mengendalikan konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi yankni Pertalite dan Solar, agar keuangan negara tetap terjaga dengan baik.
Tercatat, anggaran subsidi energi meningkat di atas Rp 502,4 triliun imbas dari lonjakan konsumsi BBM bersubsidi melebihi kuota yang ditetapkan pemerintah.
"Anggaran subsidi untuk Pertalite dan Solar subsidi itu, kita akan menghadapi tekanan dari perubahan nilai tukar dan deviasi harga minyak serta volume yang meningkat," ujar Sri Mulyani saat konferensi pers APBN KiTa, Kamis (11/8/2022).
Baca juga: Sri Mulyani : Dana Pemda Banyak Parkir di Bank, Pemprov DKI Paling Tinggi
Karena itu, ia kembali mengingatkan kepada Pertamina untuk segera mengendalikan konsumsi BBM jenis Pertalite dan Solar. Sebab, dikhawatirkan akan membuat Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk subsidi terus membengkak.
"Makanya saya minta Pertamina untuk mengendalikan konsumsinya, ini supaya APBN tidak mengalami tekanan tambahan," imbuh Sri Mulyani.
Sebelumnya, Badan Pengatur Hulu Minyak dan Gas (BPH Migas) mengungkap potensi kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi jenis Pertalite menjelang akhir tahun 2022 ini.
Pasalnya, konsumsi kuota subsidi Pertalite sudah menyentuh 69 persen dari total kuota yang disepakati pada Semester I 2022 ini. Selain itu kuota untuk BBM Jenis Solar subsidi pun telah terpakai 8,3 juta kiloliter dari total 14,91 juta kiloliter.
Anggota Komite BPH Migas Saleh Abdurrahman menyoroti fenomena ini. Dia bahkan mengungkap potensi bahwa kuota BBM subsidi bisa saja habis pada Oktober atau November mendatang yang akhirnya menimbulkan kelangkaan.
“Kalau kita biarkan tren seperti ini maka, seperti kita sampaikan di berbagai tempat juga, Oktober-November itu sudah tidak ada lagi Pertalite,” kata Saleh Abdurrahman
Sedangkan, Pertamina mencatat sampai pada Juli 2022 ini, konsumsi BBM Pertalite sudah mencapai 16,8 juta KL dari kuota tahun ini yang ditetapkan sebanyak 23 juta KL. Kuota BBM yang dipakai ini tersisa 6,2 juta KL lagi. Sementara konsumsi Solar Subsidi sudah mencapai 9,9 juta KL dari kuota 14,91 juta di tahun 2022 ini atau tersisa 5,01 juta KL.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.