The Fed Beri Sinyal Kenaikan Suku Bunga Lagi Meski Inflasi AS Turun Jadi 8,5 Persen
Penurunan laju inflasi ini menjadi sinyal bagi The Fed bahwa sikap agresifnya di bulan Juli lalu terbukti dapat mengendalikan inflasi di AS.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Para pejabat The Fed menegaskan bahwa pihaknya akan kembali memperketat kebijakan moneter dengan mengerek naik suku bunga acuan, meski inflasi di AS saat ini melandai di angka 8,5 persen.
“Meskipun ada berita selamat datang dalam laporan CPI, namun penurunan ini masih jauh.” jelas Presiden Bank Federal Reserve Minneapolis Neel Kashkari.
Adanya penurunan laju inflasi ini menjadi sinyal bagi The Fed bahwa sikap agresifnya di bulan Juli lalu terbukti dapat mengendalikan inflasi di AS.
Baca juga: Dolar Langsung Lunglai oleh Rilis Data Inflasi AS Bulan Juli
Sebelum inflasi di AS melandai, pada bulan Juni Departemen Tenaga Kerja AS mengumumkan bahwa indeks harga konsumen di Amerika sedang mengalami pembengkakan hingga melonjak angka 9,1 persen. Ini terjadi imbas dari adanya kenaikan harga pangan dan energi di pasar global.
Namun tak lama dari perilisan data tersebut, The Fed langsung mengambil langkah agresif dengan memperketat kebijakan moneternya dengan mengerek naik suku bunga menjadi 75 basis poin.
Selain kebijakan The Fed, adanya penurunan angka inflasi juga terjadi akibat dari amblesnya harga energi di pasar global selama dua minggu terakhir.
Berdasarkan catatan Departemen Tenaga Kerja AS, harga bensin dan gas di AS turun 7,7 persen selama bulan Juli.
Penurunan tersebut jadi yang terbesar sejak April 2020, setelah bulan sebelumnya harga BBM naik sebanyak 11,2 persen. Dengan alasan inilah laju inflasi negeri Paman Sam bisa turun drastis.
Meski laju inflasi telah menunjukkan penurunan, namun hal tersebut tak lantas membuat The Fed menjinak. Justru federal reserve tetap berambisi untuk kembali mengerek naik suku bunga hingga 0,75 persen pada pertemuan di bulan September mendatang.
“Kenaikan suku bunga setengah poin persentase adalah dasarnya tetapi tidak mengesampingkan kenaikan suku bunga 0,75 persen” ujar Presiden Fed San Francisco Mary Daly, dikutip dari Reuters.
Daly menyebut bahwa inflasi AS yang turun tidak akan menghalangi niat The Fed untuk menaikkan suku bunga acuannya di bulan selanjutnya.
Langkah ini diambil The Fed agar laju inflasi di AS bisa melandai di zona aman, sesuai dengan target awal dimana The Fed mengharap penurunan inflasi di angka 2 persen.