Jumlah Rekening Bank Digital Tanah Air Melambung 8.238 Persen
Jumlah tabungan masyarakat di perbankan digital melambung, hal ini bisa dilihat dari jumlah rekening nasabah yang melambung.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Bisnis bank digital sedang sumringah, upaya meningkatkan tabungan nasabah terlihat menuai hasil.
Jumlah tabungan masyarakat di perbankan digital melambung, hal ini bisa dilihat dari jumlah rekening nasabah yang melambung.
Berdasarkan data Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) jumlah rekening bank digital pada Mei 2022 meningkat 8.238,4 persen secara yoy mencapai 38,2 juta rekening.
Kepala Eksekutif LPS Lana Soelistianingsih menyebut, sebagian besar rekening bank digital berasal dari tiering simpanan dengan nominal kurang dari Rp 1 juta, yang porsinya mencapai 98 persen dari total simpanan bank digital.
Baca juga: LPS: Investor Ritel Redam Tekanan Global Terhadap Perekonomian Domestik
"Pertumbuhan jumlah rekening di bank digital yang cukup pesat menjadi indikasi bahwa kenaikan akun lebih didorong oleh nasabah retail yang memiliki keinginan tinggi untuk mencoba bentuk platform baru," kata Lana kepada Kontan.co.id, Jumat (12/8/2022).
Terlebih, lanjut Lana, perbankan digital juga gencar memberikan promo-promo menarik untuk menggaet lebih banyak nasabah baru. Kemudian fitur layanan dilakukan secara daring sehingga memudahkan nasabah melakukan aktivitas perbankan.
Jika ditinjau dari jenis simpanan, peningkatan simpanan paling utama didorong oleh tabungan. Pada akhir tahun 2020, porsi tabungan tercatat hanya sebesar 7 persen, sedangkan deposito dan giro masing-masing mencatatkan porsi 75% dan 18%.
Namun, per Juni 2022, porsi tabungan bank digital meningkat menjadi 40% terhadap total simpanan bank digital. Sementara porsi deposito dan giro masing-masing menjadi 47% dan 13%.
Menurut Lana, kemunculan bank digital ini juga sebenarnya merupakan fenomena yang terjadi secara global mengikuti tren perkembangan teknologi yang pesat. Di Indonesia sendiri, perkembangan bank digital mendapatkan momentum tambahan ketika pandemi Covis-19 melanda Indonesia.
"Bank digital juga memiliki keunggulan dalam proses transaksi dan pembuatan rekening yang dapat dilakukan secara daring online sehingga mendapatkan respon besar dari masyarakat terutama penduduk dengan umur di bawah 40 tahun," jelas Lana.
Selain itu, beberapa bank digital memiliki strategi marketing yang sangat gencar dengan memberikan berbagai macam promosi serta kemudahan dalam pembuatan akun rekening. Hal tersebut diperkirakan menjadi faktor utama meningkatnya jumlah pembukaan rekening di bank digital.
Baca juga: Presidensi G20 Momentum LPS Tingkatkan Kualitas
Sejumlah bank digital juga meraih berkah dengan kenaikan simpanan nasabah atau Dana Pihak Ketiga (DPK). Allo Bank misalnya, berhasil menghimpun DPK senilai Rp 3,18 triliun pada Juni 2022, atau meningkat 71,89% yoy.
Direktur Utama Allo Bank Indra Utoyo bilang, DPK Allo Bank naik cukup signifikan khususnya dari deposito. Hal ini tidak terlepas dari kebijakan pricing yang direspon positif oleh masyarakat.
Baca Juga: Layanan Perbankan Digital Permudah Badan Usaha Kelola Urusan Pajak
"Meskipun kami sadar, bahwa hal ini tentu punya korelasi dengan adanya biaya yang tidak murah," terang Indra.
Dengan realisasi itu, Allo Bank membidik total DPK sekitar Rp 7,5 triliun tahun ini. Ia mengungkapkan, simpanan deposito masih menempati porsi yang terbesar disamping AlloPrime sebagai produk tabungan unggulan.
Tak mau kalah, jumlah nasabah Bank Jago sudah mencapai lebih dari 3 juta pada Juni 2022. Angka tersebut tumbuh lebih dari 100% hanya dalam waktu enam bulan terhitung dari akhir Desember 2021 yang baru tercatat sebanyak 1,4 juta nasabah.
Baca juga: Rapat Bareng DPR, LPS Pastikan Dana Masyarakat Dikelola Sesuai Undang-Undang
“Kami memaknai pertumbuhan ini sebagai apresiasi terhadap upaya kami dalam menghadirkan aplikasi perbankan yang menjawab kebutuhan nasabah,” ujar Direktur Utama Bank Jago Kharim Siregar.
Peningkatan jumlah nasabah itu telah mendorong pertumbuhan DPK Bank Jago. Per Juni 2022, total DPK yang dihimpun bank ini mencapai Rp 6,1 triliun, melonjak 253% yoy.
Lebih rinci, dana murah (CASA) meningkat 643% yoy menjadi Rp 3,87 triliun. Sedangkan deposito tumbuh 85% menjadi Rp2,23 triliun. Hal ini membuat struktur biaya dana semakin membaik yang tercermin pada rasio CASA terhadap total DPK mencapai 63%. (Ferrika Sari/Herlina Kartika Dewi)