Tagihan Utang Listrik Membengkak, Calon PM Inggris Janji Potong Tagihan Energi
Calon Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak menguraikan rencananya untuk memangkas beban tagihan energi, agar dapat mengurangi tekanan ekonomi
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, LONDON – Calon Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak menguraikan rencananya untuk memangkas beban tagihan energi, agar dapat mengurangi tekanan ekonomi pada jutaan rumah tangga Inggris.
Melonjaknya harga energi dipasar global telah membuat tagihan utang listrik di Inggris ikut membengkak hingga 10 persen, kenaikan ini terjadi setelah pemerintah memperkenalkan pajak tak terduga pada para produsen minyak dan gas di Inggris.
Dengan pajak tersebut para produsen diwajibkan untuk menyetorkan 25 persen keuntungan yang diperoleh perusahaan pada negara. Alasan inilah yang membuat harga gas untuk kebutuhan listrik di Inggris naik sebesar 54 persen atau sekitar 1,3 miliar pound. Hingga jutaan warga Inggris terancam mengalami kemiskinan.
Baca juga: Imbas Inflasi, Utang Energi Inggris Membengkak Tembus Rekor Tertinggi
Kekhawatiran tersebut lantas mendorong Sunak untuk meluncurkan program bantuan bagi rumah tangga dan industri di Inggris. Rencana ini ia uraikan di surat kabar the Times, Jumat (12/8/2022).
Mantan menteri keuangan itu mengatakan bahwa pihaknya berencana untuk memotongan hasil pajak pertambahan nilai (PPN) sebanyak 25 persen, langkah ini dilakukan untuk mengurangi beban tagihan energi listrik di Inggris.
Apabila rencana ini berhasil direalisasikan nantinya setiap rumah tangga di Inggris dapat menghemat tagihan energi sebanyak 200 poundsterling atau sekitar Rp 3,5 juta (Dengan satuan GBP, Rp 17,810). Tak hanya itu, Sunak juga akan memberikan paket bantuan kesejahteraan berupa uang tunai bagi kelompok paling rentan dan pensiunan untuk memenuhi kebutuhan energi mereka.
"Mengingat harga energi terus naik, kemungkinan juga pemerintah akan meningkatkan pendapatan lebih banyak dari Retribusi Keuntungan Energi yang saya perkenalkan," jelas Sunak.
Sementara itu, kandidat Perdana Menteri lainnya yaitu Liz Truss mengatakan bahwa sejauh ini ia lebih memilih strategi pemotong pajak bagi rumah tangga, daripada menyalurkan bantuan langsung untuk membantu mengatasi kenaikan tarif energi.
Menurut Truss pemotongan pajak akan lebih efektif untuk meringankan beban masyarakat Inggris dalam membayarkan tagihan listrik mereka. Strategi ini disampaikan kedua calon menjelang diadakannya pemilihan Perdana Menteri Inggris pada 5 September mendatang.