Pemerintah China Optimalkan Kebijakan untuk Pemulihan Ekonomi yang Berkelanjutan
China juga akan meningkatkan penggunaan obligasi khusus pemerintah daerah dan kredit baru.
Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, BEIJING – Pemerintah China memberikan pernyataan bahwa pihaknya akan memaksimalkan kebijakan dalam menggenjot perekonomian dalam negerinya.
Selain itu, China juga akan mempercepat pembangunan infrastruktur pada kuartal ketiga tahun ini.
Dikutip dari Reuters, Rabu (17/8/2022) pernyataan itu muncul ketika Pemerintah China merilis data yang menyatakan pertumbuhan ekonomi negara itu berjalan lambat.
Baca juga: Pertumbuhan Ekonomi China Melambat, Imbas dari Kebijakan Covid yang Menyeret Penjualan dan Industri
"China akan mengoptimalkan kebijakan untuk pemulihan ekonomi yang berkelanjutan, kebijakan makro harus memperluas permintaan secara aktif dengan cara yang kuat, masuk akal dan moderat," kata Yuan Da, juru bicara Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional (NDRC)
“China juga akan meningkatkan penggunaan obligasi khusus pemerintah daerah dan kredit baru yang diberikan oleh bank kebijakan,” tambahnya.
Sementara itu, NDRC pada bulan Juli telah menyetujui delapan proyek investasi aset tetap senilai 236,8 miliar yuan atau sekitar 34,89 miliar dolar AS.
“Pada 31 Juli, China telah menerbitkan sebagian besar dari 3,45 triliun yuan dalam obligasi khusus yang diperuntukkan bagi infrastruktur,” kata Luo Guosan, seorang pejabat di departemen pengembangan infrastruktur NDRC, seraya menambahkan bahwa itu adalah bagian dari kuota obligasi khusus tahunan 2022 sebesar 3,65 triliun yuan.
Kemudian, China juga meningkatkan pengeluaran untuk proyek-proyek infrastruktur demi menopang ekonomi yang lesu, yang telah tertatih-tatih oleh pembatasan Covid-19 yang ketat, pasar properti yang bermasalah, dan konsumsi yang lemah.
Biro statistik China mengatakan bahwa investasi infrastruktur tumbuh 7,4 persen dalam tujuh bulan pertama tahun ini, dari periode yang sama tahun sebelumnya.
"Para pekerja muda berada di bawah tekanan yang lebih besar tahun ini karena tumpang tindih faktor struktural, siklus dan musiman," kata Yuan.
"China akan meluncurkan langkah-langkah praktis untuk mendukung bisnis pemula dan lapangan kerja bagi kaum muda," tambahnya.
Di sisi lain, data resmi yang dirilis pada hari Senin (15/8) menunjukkan bahwa tingkat pengangguran berbasis survei nasional sedikit berkurang pada bulan Juli, sementara pengangguran kaum muda tetap tinggi, mencapai rekor 19,9 persen di bulan Juli.