Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Pedagang Warteg Bingung Harga Telur Terus Melonjak, Saat Ini Tembus Rp 33.000 Per Kilogram

pedagang warteg harus mencari cara untuk menyiasati kenaikan harga telur tembus Rp 33.000 per kilogram di Jakarta.

Editor: Muhammad Zulfikar
zoom-in Pedagang Warteg Bingung Harga Telur Terus Melonjak, Saat Ini Tembus Rp 33.000 Per Kilogram
Tribunnews/JEPRIMA
Pedagang saat merapikan telur ayam ras di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur, Sabtu (25/6/2022). Harga telur terus mengalami kenaikan setelah 17 Agustus 2022, saat ini di pasaran sudah dibanderol Rp 33.000 per kilogram. 

Pada rentang waktu tersebut, daya beli masyarakat turun dan membuat harga telur juga ikut-ikutan turun.

Sejumlah hotel hingga restoran yang kerap menyerap pasokan telur dalam jumlah besar, harus berhenti beroperasi imbas adanya pengetatan mobilitas masyarakat.

Yang pada akhirnya banyak peternak yang gulung tikar, alias bangkrut.

"Efek turunnya aktivitas ekonomi membuat peternak yang tidak kuat bertahan menjadi bangkrut," ucap Ki Musbar Mesdi saat dihubungi Tribunnews, Minggu (21/8/2022).

"Selama 2 tahun tersebut diperkirakan (populasi) ayam yang memproduksi telur turun 30 persen. Hal ini memberikan dampak luar biasa (terhadap rantai pasok)," sambungnya.

Sementara itu dari sisi permintaan (demand) telur, kini sedang mengalami peningkatan yang cukup signifikan seiring pulihnya perekonomian pasca pandemi.

Ditambah lagi, Pemerintah mempunyai program bantuan sosial (bansos) dalam bentuk komoditas pangan, salah satunya telur.

Baca juga: Harga Telur Meroket Rp 33.000 Per Kg, Pedagang Warteg Siasati Kecilkan Ukuran

Berita Rekomendasi

Hal ini semakin membuat permintaan telur ayam dari peternak meningkat pesat.

"Khusus pada semester II-2022 ini, permintaan meningkat. Sedangkan suplai telur dari peternak belum pulih," papar Ki Musbar Mesdi.

"Di satu sisi, pemerintah membantu masyarakat kecil dengan bansos. Bentuk bansos ini menyebabkan harga telur ini melonjak. Karena suplai ke pasar juga terganggu," paparnya.

Selain gangguan pada rantai pasok dan permintaan, kenaikan harga komoditas telur juga terdampak oleh faktor naiknya tarif listrik dan peralihan bahan bakar minyak (BBM) mobil logistik angkutan telur.

Yang semula mobil pengangkut menggunakan BBM jenis Premium, kini harus menggunakan Pertalite.

"Mobil untuk angkutan telur itu kan pakai premium awalnya, tapi akhirnya pakai Pertalite. Itu aja udah membuat harga telur naik berapa persen. Ditambah lagi ada kenaikan tarif listrik dan ada lagi kenaikan LPG," pungkas Ki Musbar Mesdi.

Baca juga: NFA Siapkan Strategi Cegah Fluktuasi Harga DOC, Telur dan Daging Ayam

Harga Telur Ayam Naik Usai 17 Agustus

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas