Pengelola Bandara Soekarno-Hatta Perketat Pengawasan untuk Cegah Penyebaran Cacar Monyet
Awak dan penumpang pesawat ketika baru mendarat dari luar negeri dipastikan akan melalui thermal scanner tersebut dan pengamatan secara visual.
Penulis: Lita Febriani
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews, Lita Febriani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Guna mencegah penyebaran cacar monyet atau monkeypox, Bandara Soekarno-Hatta memperketat pengawasan kesehatan terhadap awak dan penumpang pesawat yang tiba dari luar negeri.
Bukan hanya itu, pengetatan pengawasan juga dilakukan terhadap awak dan penumpang yang melakukan perjalanan dalam negeri.
Executive General Manager Bandara Soekarno-Hatta Agus Haryadi, mengatakan AP II sebagai pengelola bandara mendukung penuh upaya pencegahan penyebaran monkeypox.
Baca juga: Penjelasan Pakar Epidemiologi Soal Kemungkinan Gejala Cacar Monyet Bisa Fatal hingga Mematikan
"Penerbangan internasional di Bandara Soekarno-Hatta saat ini dilayani melalui Terminal 3. Di Terminal 3 sudah dilengkapi thermal scanner yang dapat mendeteksi suhu tubuh setiap awak dan penumpang pesawat secara bersamaan," tutur Agus Haryadi dalam keterangan resmi, Jumat (26/8/2022).
Awak dan penumpang pesawat ketika baru mendarat dari luar negeri dipastikan akan melalui thermal scanner tersebut dan pengamatan secara visual.
"Ketika diketahui ada awak dan penumpang dengan suhu di atas yang telah ditetapkan, maka thermal scanner akan memberi peringatan kepada personel KKP Kemenkes," imbuhnya.
Kepala KKP Kelas I Bandara Soekarno-Hatta Darmawali Handoko, mengatakan pengawasan kesehatan dilakukan dengan pengamatan visual.
"Gejala utama Monkeypox adalah adanya ruam merah kulit di sekitar wajah dan anggota badan lainnya serta adanya bengkak kelenjar getah bening di area sekitar leher. Selain itu gejala yang mungkin saja terjadi antara lain suhu tubuh lebih dari 38 derajat celcius, nyeri sendi dan otot, serta tampak kurang sehat. Hal ini berbeda dengan Covid dimana demam masih menjadi salah satu gejala utama," tutur Darmawali Handoko.
Baca juga: Pemberian Vaksin Cacar Monyet Hanya untuk Orang Berisiko Tinggi Terinfeksi, Ini Cara Pencegahannya
Pengawasan kesehatan ini dilakukan secara bersama oleh seluruh lintas sektor yang ada di Bandara Soekarno-Hatta berkoordinasi dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Bandara Soekarno-Hatta (KKP Kementerian Kesehatan) dan didukung oleh PT Angkasa Pura II selaku pengelola Bandara Soekarno-Hatta yang menyediakan fasilitas sarana dan prasarana.
Pengawasan terhadap tanda dan gejala visual sebagian besar juga dapat terdeteksi pada saat pelaku perjalanan melakukan proses check-in untuk memproses keberangkatan dan pemeriksaan security kedua setelah proses check-in dimana pelaku perjalanan diminta untuk membuka masker dan proses pemeriksaan Imigrasi saat pelaku perjalanan melakukan pemeriksaan paspor.
Hal ini termasuk juga dengan awak pesawat yang harus melalui thermal scanner dan pengamatan secara visual.
Darmawali Handoko, menambahkan apabila petugas bandara menemukan tanda dan gejala Monkeypox dapat langsung melaporkan kepada petugas KKP dan petugaa KKP akan melakukan pemeriksaan mendalam.
Baca juga: Menkes Sebut Vaksin Cacar Monyet Mulai Disuntikkan Akhir Tahun Ini
"Jika mengarah kepada gejala Monkeypox maka penumpang akan dilakukan prosedur tatalaksana dan dirujuk ke rumah sakit jika diperlukan," jelasnya.
KKP Kemenkes bersama dengan seluruh stakeholder di Bandara Soekarno-Hatta juga melakukan sosialisasi terkait pencegahan penyebaran monkeypox.
Bandara Soekarno-Hatta juga menyiapkan ruang isolasi yang dilengkapi berbagai peralatan dan perlengkapan guna tempat isolasi apabila ada awak dan penumpang pesawat yang suspek terpapar monkeypox.
Sebelumnya diberitakan, kasus cacar monyet atau monkeypox telah terdeteksi di Indonesia pada Sabtu (20/8/2022).
Yakni seorang laki-laki berusia 27 tahun yang berasal dari DKI Jakarta.
Baca juga: Pria di Italia Positif Cacar Monyet, Covid-19, dan HIV setelah Berlibur di Spanyol
Pasien tersebut mempunyai riwayat perjalanan ke Belanda, Swiss, Belgia dan Perancis sebelum tertular.
Berdasarkan penelusuran, pasien berpergian ke luar negeri antara tanggal 22 Juli hingga tiba kembali di Jakarta pada 8 Agustus 2022.
Pasien mulai mengalami gejala awal monkeypox di tanggal 11 Agustus 2022.
Setelah berkonsultasi ke beberapa fasilitas kesehatan, pasien masuk ke salah satu rumah sakit milik Kementerian Kesehatan pada tanggal 18 Agustus dan hasil test PCR pasien terkonfirmasi positif pada malam hari tanggal 19 Agustus.
"Saat ini pasien dalam keadaan baik, tidak sakit berat dan ada cacarnya atau ruam-ruamnya di muka, di telapak tangan dan kaki. Pasien tidak perlu dirawat di rumah sakit, tapi cukup isolasi mandiri," ungkap Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI dr. Mohammad Syahril, Sp.P, MPH dalam keterangan pers (20/8/2022), dikutip dari laman Kemenkes.