Sri Mulyani Bicara soal Hitungan Subsidi BBM: Bisa Buat Bangun Ribuan Rumah Sakit hingga Sekolah
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, menjelaskan soal anggaran subsidi BBM, Listrik hingga gas LPG yang mencapai Rp 502 triliun, Jumat (26/8/2022).
Penulis: Suci Bangun Dwi Setyaningsih
Editor: Arif Fajar Nasucha
TRIBUNNEWS.COM - Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati, menjelaskan soal anggaran subsidi energi BBM, Listrik hingga gas LPG yang mencapai Rp 502 triliun.
Sri Mulyani menilai anggaran subsidi tersebut merupakan jumlah yang besar.
Menurutnya, anggaran Rp 502 triliun ini bila dialokasikan untuk kebutuhan lain, bisa untuk membangun ribuan rumah sakit, sekolah hingga jalan tol.
"Kalau kita punya uang Rp 502 triliun tuh kira-kira bisa dapat apa saja kalau di dalam APBN kita? Rp 502 triliun itu bisa membangun rumah sakit sebanyak 3.333. Kalau Menteri Kesehatan minta bangun ke seluruh pelosok."
"Ini rumah sakit kelas menengah ya, kita bisa bangun 3.333," katanya, dikutip Tribunnews.com dari kanal Youtube Kompas TV, Sabtu (27/8/2022).
Kemudian, anggaran sebanyak Rp 502 triliun juga setara dengan pembangunan sebanyak 226.886 gedung sekolah dasar.
Selain itu, Jika diilustrasikan dalam pembangunan jalan tol, bisa mencapai lebih dari 3.000 kilometer.
"Dengan dana Rp 502 triliun tadi, itu kita bisa bikin ruas tol sepanjang 3.500 kilometer. Mungkin ini bisa menyelesaikan semua tol di Sumatera, bahkan lewat, karena kemarin kan masih ada yang belum tersambung," jelas Sri Mulyani.
Anggaran subsidi, juga cukup untuk membangun sebanyak 41.666 puskesmas di seluruh pelosok Indonesia.
"Terutama di daerah tertinggal, terluar yang jelas tidak menikmati subsidi BBM," ungkapnya.
Untuk itu, Sri Mulyani mengatakan, hal tersebut dapat menjadi gambaran terhadap upaya pemerintah menjaga harga jual energi di masyarakat seiring melonjaknya harga komoditas.
"Jadi (gambaran) ini hanya untuk memberikan sense of magnitude bahwa ini adalah angka yang sangat besar dan sangat riil, dan Rp 502 triliun ini masih belum cukup, masih akan berpotensi menambah Rp 195 triliun lagi," ucapnya.
Menkeu pun membeberkan, Kementerian Keuangan akan terus mengelola APBN secara hati-hati.
"Pesannya adalah pertama subsidi ratusan triliun ini jelas sasarannya yang menikmati kelompok relatif mampu. Kita akan menciptakan kesenjangan yang makin lebar dengan subsidi ini. Karena yang mampu menikmati dana subsidi raturasan triliun yang tidak mampu tidak menikmati," kata Sri Mulyani.