Jokowi Ungkap Penyebab Naiknya Harga Telur hingga Prediksi 2 Minggu Lagi Harganya akan Turun
Presiden Joko Widodo mengungkap naiknya harga telur disebabkan oleh naiknya harga pakan ternak dan karena efek fluktuasi biasa.
Penulis: Faryyanida Putwiliani
Editor: Garudea Prabawati
Sehingga, para indukan ayam dilakukan apkir dini atau disembelih.
Baca juga: Harga Rata-Rata Telur Ayam Secara Nasional Rp31.000 per Kg, di Papua Tembus Rp39.000
“Waktu saya duduk pertama Rp32.000 turun sampai Rp26.000, sekarang naik lagi. Ya sebabnya itu karena terlalu murah jadi apkir dini. Apa yang disebut dengan apkir dini. Jadi induknya itu, induknya (ayam) yang petelur itu disembelih, dijual,” kata Zulhas sebagaimana diberitakan Tribunnews.com sebelumnya.
Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) ini menjelaskan alasan apkir dini tersebut."
Hal itu dilakukan untuk mendongkrak harga telur ayam yang sempat anjlok dan apkir dini pun melibatkan perusahaan besar telur ayam ini.
“Kalau terlalu murah dipotong, dijual induknya. Kan ada induk ayam bertelur, diapkir atau disembelih, dijual agar enggak nelur lagi, telur sedikit harga naik,” jelasnya.
Baca juga: Mendag Zulkifli Hasan Ungkap Penyebab Melambungnya Harga Telur: Karena Pengusaha Lakukan Afkir Dini
Tingginya Harga Jagung Internasional Jadi Salah Satu Faktor Harga Telur Melesat
Diwartakan Tribunnews.com sebelumnya, Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Azizah Fauzi mengatakan, kenaikan harga telur yang terjadi selama hampir sepekan ini, salah satunya disebabkan oleh tingginya harga jagung internasional.
Menurutnya, jagung merupakan bahan utama pakan ternak, khususnya untuk ayam petelur.
“Kebutuhan jagung untuk pakan ternak masih membutuhkan impor karena pasokan domestik belum mencukupi kebutuhan ini. Sayangnya impor jagung pakan ternak masih restriktif karena hanya terbuka untuk BUMN dengan Angka Pengenal Impor Umum (API-U),” ucap Azizah dalam keterangan tertulisnya, Jumat (26/8/2022).
Berdasarkan data Food Monitor yang dihimpun CIPS dari United States Department of Agriculture (USDA), rata-rata produksi jagung Indonesia 2015-2020 hanya mencapai 11,5 juta ton.
Sementara tingkat konsumsi tahunannya diperkirakan melebihi 12 juta ton. Selisih antara produksi domestik dan kebutuhan ini dipenuhi dengan impor.
Baca juga: Harga Gula Pasir Hingga Bawang Terpantau Stabil, Tapi Harga Telur Ayam Naik 6,4 Persen
Azizah kembali melanjutkan, ketersediaan dan harga sebuah komoditas tidak hanya bergantung pada kuantitas produksi.
Beberapa faktor lain yang mempengaruhi ketersediaan dan harga jagung antara lain produksi jagung yang tidak stabil sepanjang tahun.
Secara umum terdapat tiga kali musim tanam jagung di Indonesia, yaitu pada Oktober-Februari, Maret-Juni dan Juli-September.