Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Jokowi Ungkap Penyebab Naiknya Harga Telur hingga Prediksi 2 Minggu Lagi Harganya akan Turun

Presiden Joko Widodo mengungkap naiknya harga telur disebabkan oleh naiknya harga pakan ternak dan karena efek fluktuasi biasa.

Penulis: Faryyanida Putwiliani
Editor: Garudea Prabawati
zoom-in Jokowi Ungkap Penyebab Naiknya Harga Telur hingga Prediksi 2 Minggu Lagi Harganya akan Turun
Foto: BPMI Setpres/Muchlis Jr
Presiden Jokowi saat memberikan pengarahan kepada KADIN Provinsi Se-Indonesia, di TMII, Jakarta Timur, Selasa (23/08/2022). | Kini Presiden Joko Widodo mengungkap naiknya harga telur disebabkan oleh naiknya harga pakan ternak dan karena efek fluktuasi biasa. 

Sehingga, para indukan ayam dilakukan apkir dini atau disembelih.

Peternak memanen telur ayam di Desa Mendalanwangi, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Rabu (24/8/2022). Di Kabupaten Malang, berdasarkan data Dinas Perindustrian dan Peternakan Kabupaten Malang, per tanggal 24 Agustus 2022 harga konsumen telur ayam ras Rp 29.500 per kilogram. Peternak telur ayam mendapat keuntungan sekitar 50 persen namun diimbangi dengan harga pakan dan perawatan ayam yang juga naik. Berdasarkan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional, harga telur ayam dibanderol Rp 30.850 per kilogram. SURYA/PURWANTO
Ilustrasi Telur. | Peternak memanen telur ayam di Desa Mendalanwangi, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Rabu (24/8/2022). SURYA/PURWANTO (SURYA/PURWANTO)

Baca juga: Harga Rata-Rata Telur Ayam Secara Nasional Rp31.000 per Kg, di Papua Tembus Rp39.000

“Waktu saya duduk pertama Rp32.000 turun sampai Rp26.000, sekarang naik lagi. Ya sebabnya itu karena terlalu murah jadi apkir dini. Apa yang disebut dengan apkir dini. Jadi induknya itu, induknya (ayam) yang petelur itu disembelih, dijual,” kata Zulhas sebagaimana diberitakan Tribunnews.com sebelumnya.

Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) ini menjelaskan alasan apkir dini tersebut."

Hal itu dilakukan untuk mendongkrak harga telur ayam yang sempat anjlok dan apkir dini pun melibatkan perusahaan besar telur ayam ini.

“Kalau terlalu murah dipotong, dijual induknya. Kan ada induk ayam bertelur, diapkir atau disembelih, dijual agar enggak nelur lagi, telur sedikit harga naik,” jelasnya.

Baca juga: Mendag Zulkifli Hasan Ungkap Penyebab Melambungnya Harga Telur: Karena Pengusaha Lakukan Afkir Dini

Tingginya Harga Jagung Internasional Jadi Salah Satu Faktor Harga Telur Melesat

Diwartakan Tribunnews.com sebelumnya, Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Azizah Fauzi mengatakan, kenaikan harga telur yang terjadi selama hampir sepekan ini, salah satunya disebabkan oleh tingginya harga jagung internasional.

BERITA REKOMENDASI

Menurutnya, jagung merupakan bahan utama pakan ternak, khususnya untuk ayam petelur.

“Kebutuhan jagung untuk pakan ternak masih membutuhkan impor karena pasokan domestik belum mencukupi kebutuhan ini. Sayangnya impor jagung pakan ternak masih restriktif karena hanya terbuka untuk BUMN dengan Angka Pengenal Impor Umum (API-U),” ucap Azizah dalam keterangan tertulisnya, Jumat (26/8/2022).

Berdasarkan data Food Monitor yang dihimpun CIPS dari United States Department of Agriculture (USDA), rata-rata produksi jagung Indonesia 2015-2020 hanya mencapai 11,5 juta ton.

Sementara tingkat konsumsi tahunannya diperkirakan melebihi 12 juta ton. Selisih antara produksi domestik dan kebutuhan ini dipenuhi dengan impor.

Baca juga: Harga Gula Pasir Hingga Bawang Terpantau Stabil, Tapi Harga Telur Ayam Naik 6,4 Persen

Azizah kembali melanjutkan, ketersediaan dan harga sebuah komoditas tidak hanya bergantung pada kuantitas produksi.


Beberapa faktor lain yang mempengaruhi ketersediaan dan harga jagung antara lain produksi jagung yang tidak stabil sepanjang tahun.

Secara umum terdapat tiga kali musim tanam jagung di Indonesia, yaitu pada Oktober-Februari, Maret-Juni dan Juli-September.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas