Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Siapa di Balik SPBU Vivo yang Jual Bensinnya Rp 8.900/Liter?

SPBU Vivo yang viral tersebut menjual BBM jenis termurah dengan harga Rp 8.900/liter atau lebih murah Rp 1.100 dibandingkan Pertalite.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Siapa di Balik SPBU Vivo yang Jual Bensinnya Rp 8.900/Liter?
Tribunnews.com/ Fandi Permana
Situasi di SPBU Vivo yang berlokasi di Jalan Panjang, Kedoya, Jakarta Barat, Minggu (4/9/2022). Tampak seorang polisi menjaga SPBU untuk mengantisipasi gangguan Kamtibmas. 

TRIBUNNEWS.COM – Baru-baru ini viral dalam media social sebuah SPBU bukan milik Pertamina menjual bahan bakar minyak (BBM) lebih murah dari Pertalite.

Padahal Pertalite yang notabene adalah BBM bersubsidi menjualnya dengan harga Rp 10.000/liter.

SPBU Vivo yang viral tersebut menjual BBM jenis termurah dengan harga Rp 8.900/liter atau lebih murah Rp 1.100 dibandingkan Pertalite.

Adapun untuk BBM jenis Revvo 89 dari Vivo, harga sebelumnya adalah Rp9.290 per liter, turun menjadi Rp8.900 per liter.

Kemudian, Revvo 92 yang sebelumnya dijual Rp17.250 per liter menjadi Rp15.400 per liter. Lalu, untuk Revvo 95 menjadi Rp16.100 dari sebelumnya Rp18.250.

Baca juga: Perbedaan RON pada BBM yang Dijual Pertamina, Shell, Vivo: Revvo 89 Miliki Angka Oktan Paling Rendah

Mengetahui hal itu, Kementerian ESDM pun langsung meminta Vivo menaikkan harga bensing dagangannya tersebut.

Dirjen Migas Kementerian ESDM Tutuka Ariadji, menjelaskan, harga BBM Vivo yang turun disebabkan karena Vivo ingin menghabiskan stok BBM jenis Ron-89 mereka, yakni Revvo 89, hingga 2 bulan ke depan.

Berita Rekomendasi

Baik di TikTok atau di media sosial lainnya seperti Instagram dan Facebook, ramai-ramai waganet menyarankan agar beralih untuk mengisi bahan bakar di SPBU Vivo tersebut.

Dikutip dari Kompas.com, Jaringan SPBU Vivo berada di bawah bendera PT Vivo Energy Indonesia, perusahaan sektor hilir minyak dan gas bumi, yang resmi beroperasi di Indonesia sejak tahun 2017 lalu.

Awalnya perusahaan ini bernama PT Nusantara Energi Plant Indonesia (NEPI), namun kemudian berganti menjadi PT Vivo Energy Indonesia.

Meski namanya hampir serupa dengan merek ponsel asal China, secara kepemilikan, perusahaan penyalur BBM ini sejatinya masih terafiliasi dengan Vitol Group, raksasa minyak yang berbasis di Swiss.

Dikutip dari laman resminya, Vitol Group awalnya didirikan di Rotterdam pada 1966.

Perusahaan ini juga mengembangkan jaringan SPBU di Belanda, Singapura, Inggris, Australia, dan beberapa negara di Afrika. Vitol Group bisa dibilang merupakan salah satu perusahaan penyalur BBM terbesar secara global.

Pada tahun 2021 lalu, perusahaan mencatatkan pendapatan sebesar 279 miliar dollar AS. Dengan jaringan di lebih dari 40 negara, di tahun 2020, perusahaan multinasional ini memperdagangkan 367 juta ton minyak mentah dan produk turunannya.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas