Transformasi Digital, Solusi UMKM Untuk Kembangkan Bisnis Menjadi Lebih Besar
Di Indonesia, UMKM merupakan pilar utama perekonomian nasional dan berkontribusi 60 persen dari produk domestik bruto (PDB).
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Usaha mikro, kecil, dan menengah atau biasa disebut UMKM, saat ini memainkan peran penting dalam perekonomian dunia. Bahkan, sebanyak 90 persen bisnis global dan setengah dari lapangan kerja global bergantung pada UMKM.
Terlebih lagi di negara berkembang, sektor UMKM formal memberikan kontribusi cukup signifikan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional, dan UMKM informal memberikan kontribusi dampak ekonomi yang lebih besar lagi.
Di Indonesia, UMKM merupakan pilar utama perekonomian nasional dan berkontribusi 60 persen dari produk domestik bruto (PDB).
Baca juga: Kritik Kenaikan Harga BBM, Partai PRIMA Singgung Nasib 70 Persen Warga Miskin hingga 64 Juta UMKM
Dalam laporan studi yang dilakukan Boston Consulting Group (BCG) dan Telkom Indonesia berjudul Powering Up a Post-Pandemic Rebound For MSMEs Through Digital Transformation, terdapat sebuah pernyataan.
Bahwa, salah satu faktor yang berkontribusi dalam peningkatan kinerja UMKM adalah digitalisasi, sebagai contoh lebih dari 60 persen UMKM telah memanfaatkan platform digital dalam mencari pemasok dan menjangkau pelanggan.
Direktur Digital Business Telkom Indonesia yang juga sekaligus B20 Digitalization Task Force Deputy Chair, Fajrin Rasyid mengatakan, dengan bertransformasi menuju digital maka UMKM dapat meningkatkan efisiensi operasional, mengoptimalkan proses dan cara kerja, dan mengurangi biaya bisnis yang sedang berlangsung.
“Transformasi digital menyediakan platform penting untuk mendukung dan mengangkat peluang bagi UMKM selama periode yang penuh tantangan ini,” ungkap Fajrin dalam MSMEs Report 2022 di Youtube Sea Today, Kamis (1/9/2022).
“Teknologi digital dapat menyediakan alat yang sangat berharga untuk memastikan kelangsungan bisnis saat mengakses pasar baru dan yang sedang berkembang secara nasional, regional, dan global,” sambungnya.
Sebagaimana diketahui sebelumnya, pandemi Covid-19 telah memukul aktivitas masyarakat dan juga berdampak cukup dalam terhadap operasional serta pendapatan UMKM.
Managing Director dan Partner Boston Consulting Group, Davids Tjhin mengungkapkan, sekitar 55 hingga 77 persen UMKM di Indonesia mengalami penurunan pendapatan di seluruh perusahaan dari semua ukuran dan sektor.
Baca juga: BBM Naik, Pemerintah Diminta Beri Bantuan ke Nelayan dan Petani hingga UMKM
Maka dari itu, transformasi digital juga dinilai menjadi solusi dan jalan keluar untuk dapat bangkit dari keterpurukan UMKM di masa-masa sulit pandemi.
Namun, lanjut Davids, UMKM juga memiliki permasalahan yang kompleks untuk mengembangkan bisnisnya.
Hambatan yang dimaksud seperti kendala keuangan, kurangnya tenaga kerja terampil, kurangnya infrastruktur, hingga kurangnya ketersediaan teknologi.
“Hambatan yang teridentifikasi yakni di pendanaan, sumber daya manusia, dan implementasi teknis dan bisnis,” ucap Davids.
“Dukungan pendanaan adalah tantangan yang paling signifikan, kemudian diikuti oleh kesulitan di pusat pelatihan dan pembelajaran digital, dukungan regulasi, dan kebutuhan akan layanan konsultasi atau pendampingan bisnis,” lanjutnya.
Dalam laporan studi Boston Consulting Group (BCG) dan Telkom Indonesia juga menyebutkan, dengan mengadopsi layanan digital, para UMKM dapat mempermudah aktivitasnya dalam segala aspek.
Mulai dari produk, operasional, akses pasar, peningkatan keterampilan, hingga akses pendanaan.
“Mendukung keberhasilan digitalisasi UMKM membutuhkan elemen transformasi yang terintegrasi. Produk, operasi, dan go-to market adalah pilar-pilar yang harus disampaikan secara strategis. Jika diterapkan dengan benar, ketiga pilar ini menawarkan manfaat nyata bagi UMKM dalam meningkatkan efisiensi operasional sambil membuka nilai pasar baru,” ucap Fajrin.