BBM Mahal, Penggunaan BBG untuk Sektor Transportasi Perlu Digenjot
Pemerintah diminta menggenjot penggunaan bahan bakar gas (BBG) di sektor transportasi untuk menekan ketergantungan pada BBM.
Penulis: Muhammad Zulfikar
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Muhammad Zulfikar
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekretaris Jenderal Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) HS. Dillon menyarankan kepada Pemerintah agar menggenjot penggunaan bahan bakar gas (BBG) di sektor transportasi untuk menekan ketergantungan pada sumber energi dari bahan bakar minyak (BBM).
Dia mengatakan, saat ini banyak negara yang memfokuskan penggunaan transportasi non BBM untuk menekan biaya sekaligus mengurangi emisi. Salah satunya Prancis yang kini melarang iklan BBM fosil.
Dia mendorong pemerintah berkomitmen untuk turut mengurangi penggunaan energi non BBM.
“Harus dimulai dengan kemauan politik yang kuat, misalnya mendeklarasikan bahwa angkutan umum di Indonesia akan 100 persen menggunakan kendaraan non BMM pada tahun 2030," ujarnya.
"Kemarin Sekretariat Negara mengumumkan penggunaan kendaraan Non BBM untuk operasional di 5 Istana Negara. Itu layak diapresiasi, namun dampaknya tidak akan signifikan kalau tidak diikuti dengan angkutan umum,” kata dia, Kamis (8/9/2022).
Sebagai tahap awal, transportasi umum bisa melakukan migrasi ke bahan bakar gas (BBG) berjenis Compressed Natural Gas (CNG).
Baca juga: Kenaikan Harga Solar Bikin Sopir Truk Logistik Rugi Berlipat-lipat
Dia mengklaim investasi penggunaan BBG untuk perusahaan transportasi umum masih lebih murah ketimbang menggunakan kendaraan energi non BBM lainnya seperti kendaraan listrik karena investasinya hanya di conventer CNG.
Beberapa waktu lalu Wakil Direktur Utama Bluebird Adrianto Djokosoetono mengatakan, perusahaan taksinya menggenjot penggunaan BBG lantaran lebih murah dibandingkan dengan berinvestasi di kendaraan listrik.
Baca juga: Harga Tiket 5 PO Bus AKAP Ini Langsung Meroket Pasca Naiknya Harga BBM
Investasi pengadaan mobil listrik biayanya empat kali lipat dari mobil konvensional. Dari penggunaan kendaraan non BBM, Andre mengakui pihaknya dapat menekan biaya energi cukup besar.
“Melalui penerapan armada BBG, Blue Bird berhasil menekan beban energi hingga 40 persen,” ujarnya kepada media belum lama ini.
Emisi yang dikeluarkan BBG juga lebih rendah dibandingkan BBM. Dillon mengatakan, untuk mendorong lebih banyak transportasi umum menggunakan BBG, pemerintah harus mulai menambah jaringan stasiun pengisian bahan bahar gas (SPBG).