Di Tengah Konflik Energi Rusia dan Eropa, Harga Minyak Alami Kenaikan Jadi 88,91 Dolar AS Per Barel
Harga minyak mentah berjangka Brent naik 91 sen atau 1 persen menuju ke 88,91 dolar AS pada pukul 03:31 GMT.
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, SINGAPURA - Harga minyak naik hampir 1 dolar AS pada perdagangan Kamis (8/9/2022), di tengah konflik energi antara Rusia dan Eropa yang memicu kekhawatiran investor mengenai ketatnya pasokan bahan bakar.
Dikutip dari Reuters, harga minyak mentah berjangka Brent naik 91 sen atau 1 persen menuju ke 88,91 dolar AS pada pukul 03:31 GMT.
Sedangkan harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS naik 95 sen atau 1,2 persen menjadi 82,89 dolar AS.
Baca juga: Dibayangi Resesi Ekonomi, Harga Minyak Dunia Anjlok ke Level 94,84 Dolar AS Per Barel
Kenaikan harga minyak terjadi setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengancam akan menghentikan ekspor energi ke Eropa jika batas harga bahan bakar diberlakukan.
Uni Eropa telah mengusulkan pembatasan harga gas Rusia selang beberapa jam dari pernyataan Putin tersebut.
Risiko penjatahan energi di beberapa negara di Eropa menjelang musim dingin dapat meningkat jika Rusia menjalankan ancaman Putin.
Raksasa energi Rusia Gazprom telah menghentikan aliran gas dari pipa Nord Stream 1, memotong sebagian besar pasokan gas ke Eropa.
"Tren harga minyak sedang dibentuk oleh berbagai kekuatan eksternal seperti pertempuran energi antara negara-negara Barat dan Rusia," kata analis dari Haitong Futures.
Para analis menambahkan, kesepakatan antara pihak Barat dan Iran pada program nuklir Iran, akan membuat sanksi ekspor minyak Iran dicabut sehingga mengamankan pasokan minyak dunia.
Di sisi lain, menghadapi kenaikan harga energi, Perdana Menteri baru Inggris Liz Truss hari ini akan membatalkan larangan fracking di Inggris dan berusaha memanfaatkan lebih banyak cadangan gas alam di Laut Utara (Sea North).
Pemerintah Inggris diperkirakan akan mengumumkan lusinan izin eksplorasi minyak dan gas baru di Laut Utara, sebagai upaya untuk meningkatkan produksi bahan bakar di dalam negeri.