Harga Minyak Kembali Naik di Tengah Kekhawatiran Ketatnya Pasokan
Harga minyak mentah Brent naik 50 sen atau 0,5 persen menjadi 94,50 dolar AS pada perdagangan hari ini pukul 06:44 GMT.
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, SINGAPURA - Harga minyak mentah kembali naik dalam perdagangan yang fluktuatif hari ini, Selasa (13/9/2022), di tengah kekhawatiran pasokan bahan bakar yang ketat menjelang musim dingin.
Minyak berhasil naik pada perdagangan hari ini, meski adanya kekhawatiran karena pembatasan Covid-19 di China, importir minyak mentah terbesar kedua di dunia, serta kenaikan lebih lanjut suku bunga AS dan Eropa dapat mempengaruhi permintaan minyak di pasar bahan bakar.
Dikutip dari Reuters, harga minyak mentah Brent naik 50 sen atau 0,5 persen menjadi 94,50 dolar AS pada pukul 06:44 GMT, sementara harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS melonjak 52 sen atau 0,6 persen menjadi 88,30 dolar AS per barel.
Kekhawatiran di pasar bahan bakar terkait pasokan minyak yang lebih ketat terus mendukung harga minyak.
Cadangan Minyak Strategis (SPR) AS turun 8,4 juta barel menjadi 434,1 juta barel dalam pekan yang berakhir 9 September, level terendah sejak Oktober 1984, menurut laporan Departemen Energi AS yang dirilis Senin (12/9/2022).
Presiden AS Joe Biden pada bulan Maret lalu menetapkan rencana untuk melepaskan 1 juta barel per hari dari SPR selama enam bulan, untuk mengatasi kenaikan harga bahan bakar yang tinggi, yang telah mendorong inflasi AS.
"Kami tetap konstruktif pada harga minyak meskipun meningkatnya hambatan permintaan, karena sisi pasokan tetap mendukung dengan pertumbuhan output AS yang lebih lambat dari perkiraan dan OPEC+ yang proaktif," kata seorang analis energi di Barclays, Amarpreet Singh.
Baca juga: Dibayangi Pemangkasan Pasokan OPEC+, Harga Minyak Mentah Melonjak Lebih dari 3 Persen
Namun kenaikan harga minyak hari ini dapat dibatasi oleh kekhawatiran baru mengenai permintaan bahan bakar global yang lebih rendah, akibat konsumen minyak terbesar kedua di dunia yaitu China terus memberlakukan pembatasan Covid-19.
Kekhawatiran mengenai kenaikan suku bunga juga dapat membatasi kenaikan harga minyak. Data indeks harga konsumen (CPI) AS akan dirilis pada pukul 12:30 GMT hari ini.
Baca juga: Harga Minyak Mentah Melonjak, Arab Saudi Beri Diskon ke Para Importir Asia
Sementara ekspektasi mengenai tingkat inflasi inti kemungkinan menuju ke rekor puncaknya, dengan Bank Sentral AS dan Eropa menyatakan kesiapan untuk meningkatkan suku bunga lebih lanjut untuk mengendalikan inflasi.
"Kemungkinan bagi The Fed untuk mempertahankan kenaikan suku bunga yang agresif akan diperkuat jika IHK AS keluar lebih panas dari yang diharapkan," kata seorang analis di CMC Markets, Tina Teng.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.