Gandum dan Unggas Murah Ukraina Bikin Petani dan Peternak Uni Eropa Merana
Masuknya gandum dan unggas murah Ukraina merugikan petani dan peternak di Uni Eropa (UE) karena membuat mereka sulit mendapatkan keuntungan.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, WARSAWA - Masuknya gandum dan unggas murah Ukraina merugikan petani dan peternak di Uni Eropa (UE) karena membuat mereka sulit mendapatkan keuntungan.
Sementara itu, negara-negara yang kekurangan biji-bijian, tidak mendapatkan makanan yang sangat mereka butuhkan.
Padahal negara-negara itu seharusnya mendapatkan manfaat dari pengaturan yang ditengahi Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) untuk memastikan pengiriman sereal dan minyak bunga matahari yang aman dari pelabuhan Laut Hitam Ukraina.
"Saya percaya UE membuka kotak Pandora," kata Direktur Pelaksana Koperasi Petani di desa Laka Polandia, Jan Bieniasz.
Dikutip dari laman Russia Today, Senin (19/9/2022), pernyataannya ini merujuk pada keputusan Komisi Eropa untuk menghapus tarif dan kuota yang memungkinkan Ukraina mengekspor biji-bijiannya melalui jalur darat dan dari pelabuhan Eropa di tengah konflik dengan Rusia.
Langkah tersebut telah membuat negara-negara UE dibanjiri barang-barang pertanian yang lebih murah.
Gandum dan jagung hasil panen negara UE umumnya masing-masing dijual seharga 324 dolar Amerika Serikat (AS) dan 307 dolar AS per ton, sedangkan gandum dan jagung Ukraina dijual sekitar 272 dolar AS dan 251 dolar AS.
Baca juga: Panenan Jagung di Prancis Memburuk Akibat Kekeringan Lahan
Ketua Asosiasi Produsen Gandum Nasional Bulgaria Iliya Prodanov menggambarkan situasi serupa di negaranya.
Dia menekankan, petani Ukraina tidak harus mematuhi peraturan lingkungan yang sama seperti rekan-rekan UE mereka.
Pada Rabu lalu, petani di beberapa kota di Bulgaria telah menyampaikan protes terkait impor pertanian Ukraina.
Baca juga: Bendungan di Kampung Halaman Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky Dihantam 8 Rudal Rusia
Peternak unggas Prancis pun telah mengajukan keluhan serupa, mencatat bahwa impor ayam dari Ukraina meningkat lebih dari dua kali lipat pada paruh pertama tahun 2022.
Mereka mendesak UE agar tidak memperbaharui perjanjian pembatalan tarif.
"Selain menetapkan harga barang-barang petani lokal, kargo Ukraina juga mengambil ruang yang dibutuhkan di pelabuhan UE," kata Cristian Gavrila dari organisasi perdagangan Rumania PRO AGRO.
Laporan tersebut mengklaim bahwa Ukraina telah menyalahkan Polandia karena memperlambat aliran ekspor di perbatasan dengan para pejabat menggunakan alasan pemeriksaan sanitasi, dan telah secara sukarela meminta pejabat Ukraina untuk membantu mempercepat semuanya.
Dituduh seperti itu, pejabat Polandia menegaskan bahwa mereka bergerak secepat mungkin.
Laju ekspor biji-bijian dari Ukraina melonjak 66 persen pada bulan lalu karena PBB mengawasi kesepakatan untuk memastikan perjalanan yang aman dari Laut Hitam.
Namun, sebagian besar pengiriman tersebut telah dikirim ke Eropa dan negara-negara berpenghasilan tinggi lainnya, dibandingkan ke negara-negara miskin yang berurusan dengan krisis pangan.
Padahal negara-negara miskin ini seharusnya mendapatkan manfaat dari perjanjian tersebut.