Tak Hanya Shopee, Ini Daftar Startup di Indonesia yang Melakukan PHK Sepanjang Tahun 2022
Tak hanya Shopee Indonesia, sejumlah perusahaan rintisan (startup) yang bergerak di sektor digital atau teknologi, ternyata juga melakukan PHK
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Muhammad Zulfikar
PT Fintek Karya Nusantara (Finarya) alias LinkAja PHK karyawan hingga ratusan orang. Head of Corporate Secretary Group LinkAja Reka Sadewo mengatakan, kebijakan ini disepakati lantaran perusahaan ingin melakukan reorganisasi SDM.
Dia menuturkan, penyesuaian organisasi SDM ini dilakukan atas dasar relevansi fungsi SDM tersebut pada kebutuhan dan fokus bisnis perusahaan saat ini.
Reka juga menuturkan, penyesuaian yang dilakukan tentunya mempertimbangkan dengan matang kepentingan seluruh stakeholder perusahaan, termasuk para karyawan. Perencanaan PHK ini juga akan mengikuti dan mematuhi aturan dan regulasi dari pemerintah dan mematuhi prinsip-prinsip Good Corporate Governance.
Baca juga: Ratusan Karyawan Terancam Terkena PHK Usai Raja Charles III Naik Tahta, Ini Penyebabnya
"Perusahaan juga semaksimal mungkin memberikan berbagai dukungan untuk dapat melewati masa transisi," kata Reka.
3. Zenius
Startup teknologi edukasi Zenius PHK karyawan hingga 25 persen atau lebih dari 200 karyawan. Hal ini pun dibenarkan oleh manajemen Zenius.
Manajemen Zenius mengatakan, PHK ini dilakukan lantaran perusahaan sedang mengalami kondisi makro ekonomi terburuk dalam beberapa dekade terakhir.
"Mengenai pengurangan karyawan, saat ini kita sedang mengalami kondisi makro ekonomi terburuk dalam beberapa dekade terakhir," ujar manajemen dalam keterangannya kepada Kompas, Rabu (25/5/2022).
Manajemen Zenius juga menjelaskan, karyawan yang terkena PHK akan mendapatkan pesangon sesuai dengan Peraturan dan Undang-Undang yang berlaku di Indonesia.
Baca juga: Shopee Indonesia PHK Sejumlah Karyawan, Bagaimana dengan Pesangon Pegawai yang Terdampak?
"Zenius memahami bahwa ini adalah masa yang sulit bagi karyawan yang terdampak, sehingga perusahaan akan melanjutkan manfaat asuransi kesehatan mereka hingga 30 September 2022, termasuk untuk anggota keluarga mereka," jelas manajemen.
Inflasi Dorong Gelombang PHK Massal
Lonjakan inflasi di pasar global, telah menghantui para pelaku usaha khususnya perusahaan startup di kawasan Asia Tenggara untuk melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) pada ratusan karyawannya.
Langkah ini diambil setelah ekonomi global terus dihantui inflasi akibat lonjakan harga bahan pangan dan energi, kondisi tersebut makin diperparah dengan adanya kebijakan ekstrem The Fed yang menaikkan suku bunga negaranya.
Hal inilah yang membuat para pemilik bisnis startup terpaksa memangkas karyawannya, demi mengurangi kerugian di tengah ketidakpastian ekonomi.