Indonesia Reintegrasikan Komoditi Pupuk ke Pasar Global
Jika reintegrasi pupuk ke dalam pasar global tidak segera dilakukan, harga pupuk dunia akan semakin tinggi dan krisis akan semakin memburuk.
Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami
TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK - Indonesia menegaskan kembali pentingnya reintegrasi pupuk ke dalam pasar global.
Pernyataan tersebut disampaikan Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi dalam pertemuan terbatas Champions of the Global Crisis Response Group on Food, Energy and Finance (GCRG), New York, Amerika Serikat (AS) pada Rabu (21/09/2022).
Dia mengatakan, jika reintegrasi pupuk ke dalam pasar global tidak segera dilakukan, harga pupuk dunia akan semakin tinggi dan krisis akan semakin memburuk.
Hal ini akan menjadi ancaman lebih besar di masa mendatang dan mendorong milyaran orang ke jurang kelaparan.
“Semangat perdamaian dan kolaborasi harus menjadi acuan dalam penanganan triple-crises yang dihadapi saat ini," ujar Retno dalam keterangannya.
Retno menegaskan pentingnya adanya korelasi antara apa yang dibahas dalam forum-forum, seperti GCRG, dengan kenyataan yang dihadapi di lapangan.
Baca juga: Pupuk Indonesia Gulirkan Program DKomposer untuk Perbaiki Kualitas Tanah di Lahan Pertanian
GCRG on Food, Energy, and Finance dibentuk oleh Sekretaris Jenderal PBB pada tanggal 14 Maret 2022.
Ini merupakan forum koordinasi antar badan PBB untuk merumuskan aksi untuk atasi ketiga krisis (pangan, energi dan keuangan), melakukan analisa data krisis.
Forum ini juga mendorong kerja sama untuk implementasi solusi. GCRG memiliki Steering Committee yang diketuai oleh Deputi Sekretaris Jenderal PBB, Amina J. Mohammed, dan beranggotakan 32 perwakilan badan PBB dan mitra kerjanya.
Baca juga: Vladimir Putin Tawarkan Pupuk Gratis ke Negara-negara Miskin
Untuk memberikan advokasi dan memfasilitasi konsensus global terkait aksi pencegahan, mitigasi dan respons terhadap dampak krisis pangan, energi dan keuangan, Sekjen PBB membentuk Group of Champions, yang terdiri dari 6 Kepala Negara/Pemerintahan.
Presiden RI, Joko Widodo merupakan salah satu Champions, selain Presiden Senegal, Perdana Menteri Barbados, Perdana Menteri Denmark, Kanselir Jerman, dan Perdana Menteri Bangladesh.