Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Bank Indonesia Naikkan Suku Bunga Acuan, Bagaimana Dampaknya Terhadap Bunga Kredit?

Bank Indonesia telah menaikkan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) atau suku bunga acuan sebesar 50 basis poin menjadi 4,25 persen.

Editor: Muhammad Zulfikar
zoom-in Bank Indonesia Naikkan Suku Bunga Acuan, Bagaimana Dampaknya Terhadap Bunga Kredit?
Kompas Nasional/PRIYOMBODO
Warga melintas di dekat proyek pembangunan perumahan di kawasan Cengkareng, Jakarta Barat. Keputusan Bank Indonesia (BI) kembali menaikkan suku bunga acuan dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI September 2022 diperkirakan akan segera diikuti perbankan dengan menaikkan bunga kredit. 

Emerging market telah mengimbangi kenaikan suku bunga bank sentral global lainya untuk mengendalikan inflasi yang menjadi hotspot di mana-mana disamping untuk mendukung nilai tukarnya supaya tidak kehilangan value nya," ujar Sutopo.

Menurut Sutopo, risiko resesi semakin nyata di depan mata, karena gelombang pengetatan kebijakan moneter global.

Oleh karena itu, perlu koordinasi terpadu antara BI dan Pemerintah dalam mengendalikan inflasi sembari menjaga pertumbuhan ekonomi tetap pada jalurnya. Serta, menopang nilai tukar agar tidak jatuh terlalu dalam terhadap efek kebijakan negara ekonomi maju.

Kenaikan suku bunga tentu akan menghambat ekonomi, namun itu dibutuhkan supaya inflasi bisa kembali ke kisaran target bank.

Sutop memperkirakan, kenaikan suku bunga BI akan bisa menahan laju pelemahan rupiah, minimal bergerak di bawah ambang batas Rp 15.000 dalam waktu dekat.

"Untuk akhir tahun, kemungkinan tidak bergeser jauh dari Rp 15.000," ucapnya.

Baca juga: Sri Mulyani Waspadai Keluarnya Dana Asing Usai Kenaikan Suku Bunga The Fed 75 Basis Poin

Kinerja Sektor Riil Melambat

Berita Rekomendasi

Anggota Komisi XI DPR Kamrussamad mengatakan, kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) akan berdampak pada perlambatan sektor riil.

Ia menyebut, bersamaan dengan naiknya suku bunga, BI juga harus mempersiapkan langkah mitigasi.

Kamrussamad menyadari, kondisi moneter Indonesia saat ini memang menghadapi dua tekanan sekaligus.

Tekanan eksternal dari kenaikan suku bunga bank sentral AS dan tekanan internal dari eskalasi inflasi.

"Inflasi inti kita sudah mencapai 3,04 persen secara tahunan. Inflasi inti merupakan indikator penting permintaan dan penawaran masyarakat yang sesungguhnya. Daya beli kian melemah," ungkap Kamrussamad dalam keterangannya, Jumat (23/9/2022).

"Namun, kita perlu hati-hati dampak dari kenaikan suku bunga ini bisa memperlambat kinerja sektor riil," sambungnya.

Kamrussamad melanjutkan, minat pelaku usaha meminjam dari perbankan akan menurun, begitu pula dengan kredit konsumsi seiring adanya keputusan kenaikkan suku bunga BI.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Terkait

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas