Meningkatnya Permintaan Bahan Baku Besi dan Baja Dorong Pertumbuhan Industri Logam
Kementerian Perindustrian mencatat kinerja industri logam pada kuartal II 2022 naik 15,79 persen, seiring adanya pertumbuhan permintaan sektor
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Perindustrian mencatat kinerja industri logam pada kuartal II 2022 naik 15,79 persen, seiring adanya pertumbuhan permintaan sektor logam dasar hingga bahan tambang.
Direktur Industri Logam, Direktorat Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin Liliek Widodo mengatakan, kenaikan kinerja industri logam tersebut lebih tinggi dibandingkan capaian kuartal I 2022 yang naik 7,90 persen.
"Melejitnya kinerja industri logam didorong oleh peningkatan sektor logam dasar serta peningkatan bahan baku besi dan baja, nikel, emas hingga bahan tambang," kata Liliek yang ditulis Selasa (27/9/2022).
Baca juga: Syarat Menukar Uang Rupiah Kertas dan Logam yang Rusak di Bank Indonesia
Untuk itu Liliek berharap, pelaku industri mempromosikan kemajuan teknologi industri hilir logam dan mesin, baik di dalam maupun luar negeri, terutama terkait dengan teknologi pengecoran, produk casting, metalurgi, teknologi proses termo serta teknologi fabrikasi.
Ia pun menyebut, pemerintah akan terus mendorong hilirisasi industri logam dan mesin nasional.
Upaya yang dilakukan pemerintah, khususnya Kemenperin untuk meningkatkan kinerja industri logam di Tanah Air ini pun diapresiasi banyak pihak.
Salah satunya datang dari salah satu perusahaan binaan Kemenperin, PT Fumira.
Rini Dewi Anggraeni, Marketing Manager PT Fumira mengatakan, dengan meningkatnya kinerja industri logam, upaya besar pemerintah Indonesia dalam percepatan pemulihan ekonomi dapat segera terwujud.
“Kami dari pelaku usaha di industri logam tentunya sangat mengapresiasi langkah-langkah yang sudah dilakukan Kemenperin ini. Kami berharap, dengan sinergi yang baik antara pemerintah dan pelaku usaha, serta seluruh lapisan masyarakat Indonesia, pemulihan ekonomi bangsa juga cepat terwujud,” ucap Rini.
Menurutnya, sudah menjadi sebuah Komitmen bagi PT Fumira untuk turut serta dalam mendorong hilirisasi industri logam dan mesin nasional.
Baca juga: Stimulus dan Insentif Dinilai Bisa Bantu Ketahanan Dunia Industri di Tengah Naiknya Komoditas Energi
Sebagai salah satu produsen penghasil baja lembaran galvanis, perusahaan terus menjaga dan meningkatkan kualitas produknya, sehingga produk di hilir yang dihasilkan memiliki kualitas yang tak kalah baiknya.
Galvanis sendiri dapat menjadi pilihan yang sangat baik karena memiliki beberapa kelebihan dibanding logam lainnya.
Selain memiliki kelebihan sebagai barrier protection, galvanis juga memiliki sifat sacrificial protection sehingga sangat baik digunakan sebagai material untuk ducting misalnya.
“Sejak memulai produksi komersialnya pada tahun 1970 silam, Fumira terus berupaya menghasilkan produk-produk berkualitas. Bahkan sejak berdirinya pabrik kedua di Bekasi tahun 1997, Fumira menjadi produsen baja lembaran galvanis pertama di Indonesia yang menggunakan Continuous Galvanizing Line (CGL) dengan sistem Non-Oxydation Fernace (NOF). Sistem ini menghasilkan produk dengan kualitas lapisan seng terbaik yang disebut Fumiragrip” terang Rini.
Baca juga: Bangkit dari Situasi Pandemi, Indonesia Berprestasi lewat Ekspor di Bidang Industri
Rini menambahkan, baja lembaran galvanis yang di produksi oleh Fumira mampu ditekuk hingga nol celah ketebalan tanpa retak atau terkelupas.
Kualitas seperti ini sangat ideal untuk digunakan sebagai bahan baku untuk keperluan industri, khususnya dalam konstruksi dan otomotif seperti saringan oli udara, badan mobil, rangka baja, partisi, atap metal, dinding dan metal dek serta produk-produk yang memiliki bentuk atau profil tekuk yang ekstrem