Hadapi Ketidakpastian Global, Erick Thohir Jalankan 4 Inisiatif Program di Kementerian BUMN
Hal tersebut dilakukannya sebagai respon BUMN dalam menghadapi tantangan resesi dunia setelah pulih dari pandemi covid-19
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menegaskan komitmennya untuk menjalankan agenda transformasi dalam Peta Jalan BUMN 2020-2024, agar kinerja perusahaan-perusahaan pelat merah dapat terdongkrak.
Hal tersebut dilakukannya sebagai respon BUMN dalam menghadapi tantangan resesi dunia setelah pulih dari pandemi covid-19, serta adanya konflik geopolitik dan selanjutnya ancaman resesi.
"Meski dikelilingi situasi yang penuh ketidakpastian dan tantangan, Kementerian teguh pada agenda transformasi dalam Peta Jalan BUMN 2020-2024," ujar Menteri Erick Thohir pada peluncuran laporan tahunan konsolidasi Kementerian BUMN di Jakarta, Rabu (28/9/2022).
Dirinya menjelaskan, Kementerian BUMN telah melakukan transformasi melalui empat inisiatif program.
Baca juga: Wakil Menteri BUMN I Dukung Rencana Holding BUMN Perkebunan Bangun Tiga Subholding
Pertama, transformasi penyehatan dan penyelamatan BUMN strategis, termasuk restrukturisasi Garuda, Waskita, Jiwasraya dan PTPN (Perkebunan Nusantara).
Kedua, transformasi atas struktur Portofolio BUMN, melalui pembentukan klaster dan penajaman masing-masing klaster dengan pembentukan holding BUMN.
Ketiga, transformasi tata kelola dan manajemen risiko yang menyeluruh baik pada tingkat Kementerian maupun pada tingkat BUMN dan peningkatan kualitas SDM BUMN yang lebih inklusif.
Dan terakhir, penciptaan terobosan-terobosan model bisnis dan inovasi baru termasuk pembentukan Holding Ultra Mikro (antara BRI, Pegadaian dan PNM), serta Business model Innovation and Technology Leadership.
Terbukti, Dari laporan laba rugi konsolidasi Portofolio BUMN, dapat dilihat kinerja perekonomian secara keseluruhan.
Pendapatan konsolidasi tahun 2021 meningkat menjadi Rp2.292,5 triliun, atau tumbuh 18,8 persen dibandingkan tahun 2020.
Baca juga: Bank Syariah Indonesia Bakal Jadi BUMN, Segini Total Asetnya
Hal ini juga didorong oleh pertumbuhan harga komoditas global, peningkatan penjualan akibat peningkatan aktivitas penanggulangan Covid-19 dan pertumbuhan volume penjualan akibat pemulihan sebagian kegiatan ekonomi di beberapa klaster.
"Transformasi yang kita lakukan, terbukti mampu mendongkrak kinerja BUMN dan itu tercermin dari angka-angka yang bisa dijadikan indikator," papar Erick.
"Mulai dari laba, margin EBITDA, peningkatan penjualan hingga penurunan rasio utang pendanaan terhadap total investasi tertanam sebagai hasil inisiatif restrukturisasi yang kami lakukan," pungkasnya.