Pipa Nord Stream Hancur Disabotase, AS Jadi Tersangkanya
Tiga pipa yang memasok gas dari Rusia ke daratan Eropa mengalami kerusakan berat dan tidak diketahui kapan bisa berfungsi lagi.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM – Pipa gas Nord Stream mengalami kerusakan berat dan diduga dilakukan secara sengaja.
Tiga pipa yang memasok gas dari Rusia ke Uni Eropa mengalami kerusakan berat dan tidak diketahui kapan bisa berfungsi lagi.
Nord Stream 1 telah memasok gas ke UE hingga akhir Agustus, ketika Rusia memangkas pengiriman, dengan alasan kesulitan teknis akibat sanksi Barat.
“Kehancuran yang terjadi pada hari yang sama sekaligus pada tiga rangkaian pipa gas lepas pantai dari sistem Nord Stream belum pernah terjadi sebelumnya. Waktu pemulihan infrastruktur transmisi gas belum bisa diperkirakan,” kata perseroan.
Pada hari Senin, pihak berwenang Denmark melihat kebocoran gas di dekat pulau Bornholm di Laut Baltik, dan menutup area seluas lima mil laut (9,26 km) di sekitar lokasi tersebut.
Baca juga: Hentikan Pasokan Gas ke Eropa, Ini Syarat Rusia Mau Buka Pipa Nord Stream 1
Penemuan itu terjadi tak lama setelah pipa Nord Stream 2 yang tidak digunakan mengalami penurunan tekanan yang drastis dalam semalam. Pihak berwenang Jerman dan Denmark sedang menyelidiki insiden tersebut.
Juru bicara Nord Stream Ulrich Lissek mengatakan "bidang gelembung besar di dekat Bornholm" terlihat, menambahkan bahwa "pipa itu tidak pernah digunakan, hanya disiapkan untuk operasi teknis, dan karena itu diisi dengan gas."
Sementara itu, pada hari Selasa, Otoritas Maritim Swedia juga melaporkan kebocoran pada pipa Nord Stream 1 di timur laut pulau Bornholm di perairan Swedia dan Denmark, Reuters melaporkan, mengutip pejabat negara tersebut.
“Ada dua kebocoran di Nord Stream 1 – satu di zona ekonomi Swedia dan satu di zona ekonomi Denmark. Mereka sangat dekat satu sama lain,” kata juru bicara Administrasi Maritim Swedia.
Seperti yang dilaporkan surat kabar Tagesspiegel Jerman pada hari Selasa, jaringan pipa Nord Stream mungkin telah rusak akibat serangan. “Kehilangan tekanan di dua pipa gas yang terjadi secara berurutan” bisa terjadi karena “tindakan yang ditargetkan,” katanya.
Para ahli mengatakan perbaikan pada kedua pipa bisa memakan waktu hingga beberapa tahun. Lissek memperingatkan bahwa akan rumit untuk menentukan alasan penurunan tekanan karena "rezim sanksi dan kurangnya personel di lapangan."
Sementara juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova telah menanyakan siapa yang akan dihukum oleh Uni Eropa dengan “tanggapan sekuat mungkin” atas kerusakan pada pipa gas Nord Stream.
Diplomat itu mengatakan mantan menteri luar negeri Polandia telah mengidentifikasi AS sebagai pihak di balik sabotase. Radoslaw Sikorski terhubung dengan baik dengan elit Washington melalui pekerjaannya di berbagai lembaga think tank.
Baca juga: Harga Gas di Eropa Melonjak 30 Persen Setelah Rusia Tutup Kembali Aliran Pipa Nord Stream
Dua saluran pipa Nord Stream rusak parah minggu ini dalam apa yang diduga sebagai serangan yang disengaja.