Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Sentimen Negatif The Fed Buat Indeks S&P 500 Anjlok ke Level Terendah Dalam 2 Tahun Terakhir

pada penutupan perdagangan Selasa (27/9/2022) Reuters mencatat indeks saham S&P 500 telah kehilangan 7,75 poin, atau 0,21 persen menjadi 3.647,29.

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Muhammad Zulfikar
zoom-in Sentimen Negatif The Fed Buat Indeks S&P 500 Anjlok ke Level Terendah Dalam 2 Tahun Terakhir
istimewa
Ilustrasi saham. Pengetatan moneter yang dilakukan Bank Sentral The Fed pada pekan lalu, perlahan mendorong turun pergerakan Indeks S&P 500 hingga jatuh ke level terendah dalam dua tahun. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com  Namira Yunia Lestanti

TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK – Pengetatan moneter yang dilakukan Bank Sentral The Fed pada pekan lalu, perlahan mendorong turun pergerakan Indeks S&P 500 hingga jatuh ke level terendah dalam dua tahun.

Dimana pada penutupan perdagangan Selasa (27/9/2022) Reuters mencatat indeks saham S&P 500 telah kehilangan 7,75 poin, atau 0,21 persen menjadi 3.647,29.

Angka ini jadi yang terendah sejak 30 November 2020, setelah enam sesi berturut-turut 7 dari 11 sektor utama S&P 500 terus mencacatkan penurunan nilai.

Baca juga: Empat Indeks Sektoral Seret IHSG Turun 0,21 Persen ke 7.112, Ini Saham-saham yang Tetap Moncer

Dengan sektor kebutuhan pokok konsumen dan utilitas yang memimpin kerugian dengan masing-masing merosot 1,76 persen dan 1,7 persen.

Tak hanya itu sejumlah indeks saham seperti Indeks Dow Jones Industrial Average juga ikut merosot sebanyak 125,82 poin atau 0,43 persen, hingga sahamnya terpangkas 29.134,99 poin.

Penurunan sejumlah saham ini mulai terjadi imbas adanya pengetatan moneter yang dilakukan The Fed dengan menaikan suku bunga sebesar 75 basis poin pada pertemuan di akhir September, sama seperti kenaikan suku bunga di Agustus lalu.

Berita Rekomendasi

Meski begitu kenaikan suku bunga diluar ekspektasi investor ini telah membuat sektor perdagangan saham bergejolak, lantaran sebelumnya para investor kompak memprediksi hawkish sebanyak 50 bps.

Baca juga: Empat Indeks Sektoral Seret IHSG Turun 0,43 Persen ke 7.187 Pada Jumat Sesi I

Namun demi mempercepat penurunan laju inflasi The Fed nekat menarik sikap agresifnya lebih tinggi, hal tersebut yang perlahan membuat para investor mulai melakukan aksi jual massal saham dan mulai beralih ke sejumlah aset safe haven yang lebih menjanjikan seperti Dolar, demi menghindari pembengkakan kerugian di tengah gejolak inflasi

“Orang-orang khawatir tentang Federal Reserve, arah suku bunga, kesehatan ekonomi, dan juga beberapa minggu ke depan dengan musim pendapatan yang akan datang dan perusahaan melaporkan pendapatan yang lebih rendah dari perkiraan," jelas Robert Pavlik, Manajer Portofolio Senior di Dakota Wealth di Fairfield.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas