Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Ada Ancaman Resesi Global, Analis Sebut Masih Terbuka Peluang Berinvestasi

Nico menyarankan pelaku pasar untuk memastikan juga saham yang dipilih memiliki fundamental baik, dan potensi valuasi pada masa yang akan datang. 

Penulis: Yanuar R Yovanda
Editor: Muhammad Zulfikar
zoom-in Ada Ancaman Resesi Global, Analis Sebut Masih Terbuka Peluang Berinvestasi
Shutterstock
Ilustrasi investasi. Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan, adanya ancaman ekonomi dunia dinilainya tetap membuka peluang bagi investor untuk tetap berinvestasi, meski harus benar-benar jeli. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan, adanya ancaman ekonomi dunia dinilainya tetap membuka peluang bagi investor untuk tetap berinvestasi, meski harus benar-benar jeli.

"Karena di dalam kesempitan pun pasti ada kesempatan, sehingga peluang tersebut akan selalu terbuka dan terlihat Namun memang tidak mudah, sehingga mencermati dan proyeksi akan menjadi salah satu variable tambahan bagi pelaku pasar dan investor dalam membuat keputusan," ujarnya melalui pesan singkat kepada Tribunnews.com, Jumat (30/9/2022). 

Menurut dia, apabila selama ini yakin dengan fundamental perekonomian Indonesia pada masa yang akan datang, dan kuat dalam menghadapi ketidakpastian bisa jadi modal untuk tetap berinvestasi.

Baca juga: Ada Ancaman Resesi Global, Jokowi Minta Duit APBN Dieman-eman

"Alih-alih pasar saham mengalami koreksi, tentu beli merupakan sebuah kesempatan," kata Nico. 

Kendati demikian, dirinya menyarankan pelaku pasar untuk memastikan juga saham yang dipilih memiliki fundamental baik, dan potensi valuasi pada masa yang akan datang. 

"Tidak ada noda, tidak belajar, berani mencoba, berani belajar, dan berani gagal. Semua dimulai dari hal yang kecil untuk menjadi hal yang besar, dan kenal diri sendiri sebelum mulai berinvestasi," pungkasnya.

Berita Rekomendasi

Sebelumnya diberitakan, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani melihat situasi perekonomian global diprediksi akan terjun ke dalam jurang resesi pada 2023.

Tanda-tanda tersebut terlihat dari menurunnya kinerja perekonomian di sejumlah negara maju. Mulai dari China, Amerika Serikat, Jerman, hingga Inggris.

“Hampir semua negara kondisi pertumbuhan kuartal II-2022 itu melemah dibandingkan pertumbuhan kuartal I-2022 dan ini sangat ekstrim. Seperti China, kemudian Amerika Serikat, Jerman, Inggris dan negara lain mengalami koreksi,” ucap Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTa, Senin (26/9/2022).

“Ini kemungkinan akan berlanjut di kuartal III-2022 dan sampai akhir tahun. Tren terjadinya pelemahan sudah terlihat dan akan terlihat hingga kuartal IV-2022, sehingga prediksi hingga tahun depan termasuk kemungkinan terjadinya resesi akan muncul,” sambungnya.

Baca juga: Dihantui Resesi Global, Jokowi: Kita Tidak Tahu Badai Besarnya Seperti Apa

Penyebab turunnya kinerja perekonomian global disebabkan oleh sejumlah faktor.

Perkembangan kondisi ekonomi global diwarnai dengan harga komoditas yang masih volatile. Tekanan harga komoditas tersebut memicu peningkatan inflasi global.

Di samping itu, perlambatan aktivitas manufaktur global semakin dalam di bulan Agustus, terutama terjadi di negara-negara besar, seperti Eropa, Tiongkok, dan AS.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas