Di Forum P20, Indonesia Siap Dorong Negara G20 Bergerak Nyata Atasi Krisis Pangan Global
DPR RI akan menjadi tuan rumah perhelatan The 8th G20 Parliamentary Speaker Summit (P20) yang akan diselenggarakan pekan ini.
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - DPR RI akan menjadi tuan rumah perhelatan The 8th G20 Parliamentary Speaker Summit (P20) yang akan diselenggarakan pekan ini.
Ketua DPR RI Puan Maharani menyatakan pihaknya akan mendorong negara-negara G20 melakukan berbagai aksi nyata mengatasi krisis pangan dalam forum bergengsi itu.
“P20 forum strategis untuk mendorong negara-negara G20 untuk mengatasi ancaman krisis pangan dan energi,” kata Puan, dalam keterangannya, Senin (3/10/2022).
DPR mengusung tema ‘Stronger Parliament for Sustainable Recovery’ dalam P20 yang sejalan dengan tema Presidensi G20, yaitu ‘Recover Together, Recover Stronger’.
Baca juga: Bank Muamalat Biayai Proyek Bus Listrik PT INKA Rp 150 Miliar Buat G20 di Bali
Forum parlemen negara-negara G20 itu akan digelar di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, pada 6-7 Oktober 2022.
Ada empat isu utama yang diangkat DPR dalam forum P20, termasuk soal ekonomi inklusif dan ekonomi kuat untuk menghadapi tantangan terkini yaitu krisis pangan, energi, dan stagnasi.
Menurut Puan, persoalan pangan menjadi salah satu isu yang harus dihadapi negara-negara di dunia saat ini.
“Apalagi usai pandemi Covid-19, masyarakat dunia menghadapi tantangan baru yaitu konflik antara Rusia dengan Ukraina yang kembali menciptakan ketidakpastian global,” ujarnya.
“Masalah ini secara langsung dan tidak langsung, menimbulkan kelangkaan yang berdampak pada tingginya harga pangan dan energi,” lanjutnya.
Oleh karenanya, Indonesia sebagai presidensi G20 dapat memanfaatkan momen P20 untuk membawa dampak positif terhadap isu-isu global.
Termasuk, kata Puan, agar dunia mengantisipasi ancaman krisis pangan dampak konflik Rusia-Ukraina.
“Indonesia tidak bisa diam saja terhadap adanya berbagai konflik global. Lewat P20 yang sejalan dengan KTT G20, kita harus berperan sebagai jembatan atau mediator untuk menyelesaikannya, di mana krisis pangan juga termasuk di dalamnya,” katanya.
Baca juga: Kunjungi Jatiluwih, Kementan Perkenalkan Praktik Pertanian Berkelanjutan ke Delegasi AMM G20
Ditambahkan Puan, parlemen-parlemen negara dunia harus bersatu untuk memperjuangkan persoalan ketahanan pangan dan energi.